Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Usulan Pemuda Papua Dilibatkan dalam Pengelolaan Venue PON

Kompas.com - 17/06/2021, 21:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) John Wempi Wetipo mengusulkan agar pemuda Papua dapat dilibatkan dalam pengelolaan venue Pekan Olaharga Nasional (PON) XX Papua.

"Pengelolaan venue lebih baik bila melibatkan juga para pemuda Papua yang memiliki potensi dan kapasibilitas tinggi," terang John dikutip dari siaran pers, Kamis (17/06/2021).

Menurut John, para pemuda Papua adalah generasi yang akan mewarisi venue PON XX Papua yang sudah dibangun oleh Pemerintah ini.

Sesuai amanat Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 10 Tahun 2017, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya telah membangun 4 venue olahraga untuk mendukung penyelenggaraan PON XX Papua.

Keempat venue tersebut adalah arena akuatik dengan biaya sebesar Rp 401 miliar oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Arena ini dilengkapi dengan fasilitas kolam renang sesuai standar Federation Internationale de Natation (FINA).

Selanjutnya, Istora Papua Bangkit dibangun dengan biaya Rp 278,5 miliar oleh PT PP (Persero) Tbk di atas lahan seluas 33.016 meter persegi di Kampung Harapan.

Selain Istora Papua Bangkit, di kompleks ini juga terdapat Stadion Utama Lukas Enembe dengan fasilitas standar internasional dan sarana pendukung lain yaitu lapangan latihan atau pemanasan dan area parkir.

Baca juga: Mengintip Persiapan Venue PON XX Papua Tahun Ini

Bangunan Istora Papua Bangkit telah meraih 3 penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Sementara venue ketiga dan keempat adalah arena kriket dan lapangan hoki (indoor dan outdoor) yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp 288,3 miliar oleh PT Nindya Karya (Persero) di atas lahan seluas 133.509 meter persegi.

Khusus venue hoki outdoor, telah menerima sertifikasi dari Federasi Hoki Internasional (FIH) sebagai arena yang siap digunakan untuk pertandingan berskala internasional.

Hingga saat ini, keempat venue utama tersebut sudah diserahterimakan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua.

Dengan demikian, pengelolaan selanjutnya menjadi tanggung jawab Pemprov Papua.

Venue PON XX Papua.Dok. Kementerian PUPR. Venue PON XX Papua.
Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti, Kementerian PUPR telah memberikan standar operasional prosedur (SOP) perihal pemeliharaan.

"Sehingga, bangunan yang telah kita bangun ini tidak mangkrak dalam jangka waktu singkat," katanya.

Karena, venue yang telah dibangun seharusnya bersifat berkelanjutan. Jadi, dibutuhkan pemeliharaan dari Pemerintah Daerah (Pemda).

Anggota IV Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Isma Yatun mengungkapkan, pihaknya telah memeriksa akuntabilitas pelaksanaan pembangunan venue PON XX Papua.

Baca juga: Ruang Kreatif Buat Pemuda Papua Dibangun Bersamaan dengan Gelaran PON

Menurutnya, hasil pembangunan sudah sesuai dengan rekomendasi yang telah diberikan oleh BPK.

“Saya bangga Indonesia punya venue yang menggunakan teknologi canggih dan adanya di Papua. Harapannya, venue ini bisa tetap digunakan setelah PON selesai,” tutur Isma.

Senada dengan Isma, Staf Khusus (Stafsus) Presiden Billy Mambrasar juga mendukung adanya pemeliharaan optimal agar seluruh prasarana yang telah dibangun dapat digunakan oleh masyarakat usai PON XX Papua.

“Setelah PON selesai, venue dapat digunakan oleh masyarakat umum terutama para pemuda Papua untuk menyelenggarakan event-event kreatif dan inovatif,” jelas Bill.

Selain 4 venue utama, Kementerian PUPR juga tengah membangun 3 venue tambahan yaitu dayung, panahan, dan sepatu roda yang ditargetkan tuntas Juli mendatang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau