Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Summarecon Taklukkan Pasar Makassar di Tengah Pandemi

Kompas.com - 03/03/2021, 21:22 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kendati tidak memiliki produk yang mendapat stimulus fiskal berupa keringanan pajak pertambahan nilai (PPN), Summarecon tetap optimistis dapat meraih hasil maksimal di Makassar, Sulawesi Selatan.

Hal ini mengacu pada catatan penjualan klaster-klaster Summarecon Mutiara Makassar (SMM) selama 2020 yang jauh lebih baik ketimbang 2019.

Tahun lalu, pengembang dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 13,13 triliun per Rabu (03/03/2021) ini menorehkan penjualan Rp 350 miliar. 

Direktur PT Summarecon Agung Tbk Sharif Benyamin pun yakin tahun 2021 ini dapat mencapai pertumbuhan positif. 

Tahun 2020 saat awal pandemi Covid-19, ketika pengembang lain mengalami penurunan, Summarecon justru meraup penjualan signifikan dari klaster Beryl, Jade, dan Blue Crystal.

Baca juga: Duet Summarecon-Toyota Rilis Hunian Bergaya Jepang Rp 535 Jutaan

Hal serupa juga terjadi di Summarecon Bogor yang mendulang penjualan 600 unit dari tiga klaster sekaligus pada Oktober 2020 dengan nilai fantastis Rp 1 triliun.

"Triwulan IV adalah masa-masa lonjakan penjualan. Jadi, kami optimistis 2021 akan menjadi tahun kebangkitan properti," urai Sharif menjawab Kompas.com, Rabu (03/03/2021).

Menurut Sharif, profil pembeli produk SMM merupakan rational buyer dan bukan emotional buyer yang membeli hunian berdasarkan sentimen pasar dengan motif investasi.

Sebaliknya, rational buyer adalah konsumen yang membeli hunian untuk dijadikan sebagai tempat tinggal dengan mempertimbangkan seluruh aspek.

Mulai dari reputasi pengembang, konsep perumahan, kualitas bangunan, kualitas pengerjaaan, layanan, pemeliharaan, komitmen delivery tepat waktu, hingga kelengkapan fasilitas.

"Karena mereka akan menempati rumah tersebut dalam jangka waktu lama. Jadi, mereka sangat mempertimbangkan kualitas. Meski harga sedikit lebih mahal, jika kualitasnya bagus, mereka pasti akan pilih," sambung Sharif.

Baca juga: Pahami Syarat dan Ketentuan PPN Rumah yang Ditanggung Pemerintah

Jadi, lanjut dia, pasar SMM terbentuk dari upaya-upaya Summarecon menawarkan produk dan pengalaman yang berbeda dibanding kompetitor, sehingga impresi yang timbul dari konsumen akan berbeda.

Upaya-upaya tersebut antara lain inovasi berkelanjutan, baik terhadap produk rumah maupun fasilitas penunjangnya.

Untuk klaster baru Blue Crystal Residence Tahap II, Summarecon menunjuk arsitek I Gusti Ngurah Biantara untuk mendesain rumah dengan langgam arsitektural tropis kontemporer dengan konsep rumah taman.

Sementara untuk fasilitas penunjangnya, dipilih Sibarani Sofian untuk merancang De Terrace. Sibarani Sofian merupakan pemenang sayembara desain ibu kota negara (IKN) yang juga menjadi master planner dari revitalisasi Telaga Kahuripan.

De Terrace merupakan lifestyle area yang dibangun di atas lahan seluas 11 hektar, dekat dengan gerbang utama SMM yang mengombinasikan pusat kuliner, gaya hidup, kreativitas, dan bisnis dalam satu area.

"Tahun ini, kami juga akan melansir The Royal Jade dengan harga di atas Rp 5 miliar yang merupakan signature project dari SMM. Terbatas, hanya 8 unit, dirancang oleh Hadiprana," ungkap Sharif.

Selain The Royal Jade, akan dikembangkan pula hunian untuk kalangan milenial dan profesional muda dengan harga di bawah Rp 1 miliar.

Dilansirnya produk-produk hunian dengan range harga luas ini karena ceruk pasar Makassar pun luas dan sangat gemuk dengan daya beli tinggi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com