Proyek TransMilenio di Bogota mulai beroperasi pada tahun 2000 dan keberhasilannya telah menarik perhatian masyarakat internasional sebagai contoh sistem BRT.
Saat ini, terdapat 70 sistem BRT yang telah berhasil di dunia. Termasuk sistem BRT di Nagoya-Jepang dan Taipei-Taiwan yang telah dianggap sebagai sistem yang relatif lengkap di kawasan Asia.
Ambiguitas pemahaman BRT di beberapa kota di Indonesia, termasuk pemerintah sendiri karena salah satu teori diambil dari buku “Terobosan Penanganan Transportasi Jakarta” (Save M. Dagun, 2006: Pustaka Harapan, Jakarta).
Dalam buku tersebut menyatakan bahwa BRT meliputi bus besar yang beroperasi di jalan raya bersama-sama lalu lintas umum (mixed traffic), atau dipisahkan dari lalu lintas umum dengan marka (bus lanes), atau dioperasikan pada lintasan khusus (busways).
Mulai dari pendapat psikolog inilah maka masyarakat termasuk mahasiswa/pelajar menyakini bahwa BRT itu dapat berjalan di jalan umum bercampur dengan kendaraan lain (mixed-traffic).
Jadi dari sinilah pemahaman BRT blunder seakan-akan dapat berjalan di jalan umum (campur).
Memang BRT tidak selalu berjalan di lajur sendiri, adakalanya bercampur dengan kendaraan lain bila memang ditemukan ruang milik jalan (rumija) sempit.
Kriteria jalur khusus BRT atau busway dedicated harus ada minimal panjang 3 kilometer tiap koridor pada ruas jalan yang padat lalu lintasnya (penilaian BRT standar internasional, 2016 ).
Ada puluhan definisi mengenai BRT dari pakar transportasi dunia, umumnya memang menyatakan bahwa BRT berjalan di lajur sendiri sebagai the right of way.
Pada level urban transport, BRT setingkat dengan moda Mass Rapid Transit (MRT), terdapat kesamaan semantik transport “mass“, “rapid”, dan “transit”.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.