Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biayai Proyek Rumah Tapak, Triniti Ubah Penggunaan Dana IPO

Kompas.com - 19/08/2020, 19:15 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Perintis Triniti Properti Tbk (Triniti) akan fokus pada pengembangan proyek rumah tapak atau landed houses demi menyiasati situasi pasar yang masih sangat menantang akibat Pandemi Covid-19.

Direktur Utama PT Perintis Triniti Properti Ishak Chandra menuturkan, pasar rumah tapak masih sangat potensial, terutama untuk harga serentang Rp 600 juta-Rp 1,2 miliar.

Terlebih di kawasan pinggiran atau sub urban, perbandingannya bisa 4:1. Artinya dari lima orang yang berencana membeli hunian, empat di antaranya memilih opsi rumah tapak.

Sementara hanya satu yang memilih apartemen. Dengan demikian bisa dikatakan pasar rumah tapak empat kali lebih besar ketimbang rumah vertikal.

Tak hanya di kawasan pinggiran, di tengah kota pun rumah tapak masih menjadi favorit dengan komparasi dua kali lebih besar dibanding apartemen.

Baca juga: Bakal Buyback Saham, Triniti Land Siapkan Rp 20 Miliar

"Karena alasan inilah, kami akan fokus memperluas pasar rumah tapak, seraya menyelesaikan proyek-proyek apartemen dan melahirkan produk baru yang sesuai kebutuhan pasar," kata Ishak menjawab Kompas.com, Rabu (19/8/2020).

Untuk mendukung strategi ini, perusahaan mengubah penggunaan dana penawaran umum (IPO) pada Januari 2020 demi membiayai proyek rumah tapak, di antaranya Marc's Boulevard di Batam.

Sebelumnya, Perusahaan mengalokasikan 35 persen dari dana IPO untuk membiayai Collins Boulevard yang dikembangkan anak usaha PT Triniti Menara Serpong (TMS).

Saat ini, proyek apartemen di Serpong itu hanya mendapat jatah sepertiga dari 33 persen pendanaan.

Strategi pendanaan ini ditempuh karena pada 26 Mei 2020, TMS mendapat fasilitas kredit dari PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) senilai Rp 636 miliar dalam bentuk Pinjaman Rekening Koran (PRK).

 

Marketing revenue Rp 122 miliar 

Sementara itu, hingga Juni 2020, Triniti mencatat penjualan marketing (marketing sales) sebesar Rp 122 miliar. Angka ini merosot tajam 60 persen dari catatan tahun 2019.

Kontributor terbesar berasal dari Collins Boulevard yakni 64 persen atau senilai Rp 78,9 miliar, dari total enam proyek. Lima lainnya adalah Brooklyn, yukata, Springwood, The Smith, dan Marc's Boulevard.

Adapun target marketing revenue tahun ini senilai Rp 900 miliar. Artinya, perolehan Rp 122 miliar masih jauh atau tidak sampai sepertiga dari total target.

Baca juga: Triniti Cetak Pertumbuhan Pendapatan 8,3 Persen

Menanggapi hal ini Ishak mengatakan, penurunan ini disebabkan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 72 secara penuh, yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2020.

Pendapatan yang bisa dibukukan pada perusahaan real estat yang diatur dalam PSAK 72 hanya  pendapatan dari proyek yang sudah diserahterimakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com