Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bermain dan Belajar di Microlibrary Warak Kayu, Perpustakaan Mini Semarang

Kompas.com - 04/04/2020, 12:15 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada banyak cara untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia. Tak hanya melalui pendidikan formal, namun juga berbagai inisiatif yang dilakukan masyarakat luas.

Contohnya adalah melalui arsitektur, seperti yang dilakukan oleh arsitek dan pendiri SHAU, Daliana Suryawinata dan Florian Heinzelmann.

Keduanya berinisiatif mendirikan perpustakaan menjangkau masyarakat dengan strategi menjangkau komunitas.

Baca juga: Perpustakaan Kelurahan di Bandung, Terbaik Sedunia

Proyek yang dijalankan saat ini adalah menginisiasi berdirinya microlibrary, sebuah proyek kolaborasi dengan berbagai stakeholder seperti Pemerintah, Corporate Social Responsibility (CSR), yayasan, dan komunitas.

"Kami melihat bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih rendah, dan ingin mencoba meningkatkannya dengan membuat microlibraries yang menjangkau masyarakat dengan strategi merangkul ruang-ruang komunitas," ucap Daliana kepada Kompas.com, Kamis (2/4/2020).

Microlibrary Warak KayuDok. SHAU Microlibrary Warak Kayu
Tak hanya perpustakaan, setiap bangunan microlibrary juga berfungsi sebagai tempat bermain dan berkumpul warga.

Salah satunya adalah sebuah perpustakaan mini yang berada di Taman Kasmaran, Semarang, Jawa Tengah yang diberi nama Microlibrary Warak Kayu.

Perpustakaan ini tercipta dari inisiatif berbagai pihak, seperti Arkatama Isvara Foundation (AIF) sebagai penyandang dana.

Baca juga: Dua Karya Arsitektur Indonesia Masuk Nominasi Aga Khan Award 2019

Daliana menuturkan, pihak AIF tertarik untuk berkolaborasi dan mendirikan perpustakaan dari kayu.

"AIF memang sudah lama ingin mendirikan perpustakaan dari kayu. Maka berbagai inisiatif bertemu dalam kegiatan ini, tidak hanya inisiatif pribadi kami saja. It’s a great collaboration," kata Daliana.

Adapun tim SHAU Architects yang mengerjakan Microlibrary Warak Kayu terdiri dari Florian dan Daliana.

Kemudian Rizki Maulid Supratman, Muhammad Ichsan, Alfian Reza Almadjid, Multazam Akbar Junaedi. 

Sementara Structural Engineer dikerjakan oleh Joko Agus Catur Wibowo.

Microlibrary Warak KayuDook. SHAU Microlibrary Warak Kayu
Hewan mitologi

Nama Warak Kayu sendiri terinspirasi dari pola susunan wajik pada fasad yang menyerupai sisik hewan mitologi khas Semarang, Warak.

Keunikan desain bangunan antara lain fasad yang mengikuti bentuk wajik. Menurutnya, bentuk tersebut tercipta dari sistem konstruksi Zollinger dari Jerman dan menyerupai sisik kulit Warak.

Baca juga: Tiga Perwakilan Indonesia Sabet Penghargaan LafargeHolcim Asia Pasifik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com