Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsep Desain Bandara Jenderal Besar Soedirman Terinspirasi Gunung Slamet

Kompas.com - 09/02/2020, 06:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah, dilaporkan berjalan lancar dan melampaui target.

Progres terbaru, konsep desain terminal penumpang pesawat telah disetujui majelis rapat yang digelar di Semarang, Kamis (6/2/2020).

Rapat tersebut diahdiri Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, dan Komandan Lanud Jenderal Besar Soedirman Letkol Penerbang Ari Sulanjana.

Presiden DIrektur PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, secara umum desain yang diusulkan PT Angkasa Pura II telah disetujui karena mengadopsi budaya Purbalingga dan Jawa Tengah.

Baca juga: Dokumen Amdal Calon Bandara Jenderal Besar Soedirman Segera Dibahas

Konsep desain terminal Bandara Jenderal Besar Soedirman yang diajukan terinspirasi Gunung Slamet dan Sungai Serayu.

Konsep desain terminal Bandara Jenderal Besar Soedirman yang diajukan terinspirasi Gunung Slamet dan Sungai Serayu.

Dokumentasi AP II Konsep desain terminal Bandara Jenderal Besar Soedirman yang diajukan terinspirasi Gunung Slamet dan Sungai Serayu.
“Gunung Slamet adalah gunung yang mempersatukan Kabupaten Purbalingga dengan kabupaten di sekitarnya. Sementara itu, Sungai Serayu bagi masyarakat Banyumas memiliki makna sangat penting yang terkait dengan alam semesta," tutur Awaluddin.

Awaluddin menjelaskan, Gunung Slamet ditransformasikan menjadi bentuk atap Joglo di tengah gedung terminal penumpang.

"Kami menyebut keseluruhan konsep desain ini sebagai Dynamic meets Geometric,” cetus Awaluddin.

Desain terminal penumpang juga mengadopsi warrna tembaga pada pagar pendopo khas Purbalingga, serta warna natural dari kondisi alam Purbalingga.

Selain itu, interior terminal diperkaya dengan ornamen ukiran khas Purbalingga, motif Batik Gowa Lawa, serta kerajinan Wayang Suket.

“Tidak lupa, konsep interior mengusung bentuk tandu yang diadaptasi menjadi geometris. Kita tahu, bahwa tandu adalah simbol daya juang Jenderal Besar Soedirman yang pantang menyerah saat bergerilya,” ungkap Awaluddin.

Desain terminal penumpang juga mengadopsi warrna tembaga pada pagar pendopo khas Purbalingga, serta warna natural dari kondisi alam Purbalingga.

Dokumentasi AP II Desain terminal penumpang juga mengadopsi warrna tembaga pada pagar pendopo khas Purbalingga, serta warna natural dari kondisi alam Purbalingga.
Sementara Sungai Serayu ditransformasikan menjadi bentuk lengkung sebagai atap di sisi kiri dan kanan.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menambahkan, desain terminal sudah mengedepankan kearifan dan budaya lokal.

"Kami harapkan Bandara Jenderal Besar Soedirman akan menjadi kebanggaan baru dan mendukung pereknomian di Jawa Tengah," kata Ganjar.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menuturkan kehadiran Bandara Jenderal Besar Soedirman sudah dinantikan sejak lama.

"Masyarakat Purbalingga dan eks Karesidenan Banyumas sudah menantikan beroperasinya bandara ini," ujar Dyah.

Bandara Jenderal Besar Soedirman dirancang untuk membuka akses transportasi udara bagi Kawasan Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen (Barlingmasceb).

Adapun luas terminal penumpang 1.353 meter persegi yang dapat menampung sekitar 200.000 penumpang per tahun.

Adapun luas terminal penumpang 1.353 meter persegi yang dapat menampung sekitar 200.000 penumpang per tahun.

Dokumentasi AP II Adapun luas terminal penumpang 1.353 meter persegi yang dapat menampung sekitar 200.000 penumpang per tahun.
Terminal penumpang ini meliputi lobi keberangkatan baggage pick up dan breakdown, commercial zone, office zone, musholla, toilet, boarding lounge, area security check point, baggage claim, dan service zone.

Pembangunan Sisi Udara

Sementara progres pembangunan sisi udara hingga 2 Februari 2020, telah mencapai 44,85 persen dari target 21,67 persen.

Pembangunan di sisi udara mencakup runway berukuran 1.600 x 30 meter dengan progres konstruksi 52,73 persen, apron domestik berukuran 69x103 meter dan taxiway berukuran 25x110 meter dengan kemajuan 39,42 persen, serta apron dan taxiway TNI AU dengan perkembangan 44,23 peresen.

PT Angkasa Pura II memang mempercepat pembangunan runway untuk melayani pesawat ATR 72 dan sejenisnya agar bandara bisa digunakan melayani penumpang pada periode Angkutan Lebaran 2020.

Sementara progres pembangunan sisi udara hingga 2 Februari 2020, telah mencapai 44,85 persen dari target 21,67 persen.

Dokumentasi AP II Sementara progres pembangunan sisi udara hingga 2 Februari 2020, telah mencapai 44,85 persen dari target 21,67 persen.
Runway akan selesai supaya Bandara Jenderal Besar Soedirman bisa beroperasi secara terbatas untuk Angkutan Lebaran 2020, dengan memanfaatkan gedung terminal Landasan Udara yang saat ini sudah ada," jelas Awaluddin.

Guna memastikan operasional terbatas berjalan lancar, para stakeholder berencana menggelar focus group discussion (FGD) guna mendapat berbagai masukan.

FGD akan digelar awal Maret 2020 dengan menghadirkan para pemangku kepentingan yaitu Kementerian Perhubungan, Otoritas Bandara, Pemerintah Provinsi, Pemda setempat, maskapai, pihak groundhandling, travel agent dan lain sebagainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau