BANJARMASIN, KOMPAS.com - Tak lama lagi, Kalimantan Selatan (Kalsel) akan memiliki ikon baru, Jembatan Sei Alalak. Infrastruktur konektivitas ini ditargetkan dapat fungsional pada akhir Desember 2020.
Tak hanya penanda (tengara) kawasan, Jembatan Sei Alalak digadang-gadang merupakan jembatan cable stayed dengan struktur lengkung pertama di Indonesia.
Jembatan ini merupakan jalur utama yang menghubungkan ibu kota Banjarmasin, dengan berbagai kota di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Sedianya, menurut Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) I.5 Kalimantan Selatan Andika Mulrosha, secara kontraktual pembangunan Jembatan Sei Alalak rampung pada Maret 2021.
Baca juga: Basuki Resmikan Infrastruktur Pertama di Indonesia yang Dibiayai Dana CSR
Namun, pembangunannya dipercepat karena seluruh aspek konstruksi dapat dikerjakan dengan lancar, terutama pembebasan lahan di sisi Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Barito Kuala.
"Pembebasan lahan tidak ada kendala, karena Pemerintah Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Barito Kuala sangat aktif mendukung pembangunan jembatan ini," kata Andika kepada Kompas.com, di Banjarmasin, Sabtu (8/2/2020).
Saat ini, progres pembangunan sudah sampai tahap pengecoran pilon yang akan dilanjutkan dengan pembangunan bentang utama sepanjang 300 meter dan lebar 20 meter.
Menurut Andika, selama pekerjaan Jembatan Sei Alalak, arus lalu lintas dialihkan ke Jembatan Kayutangi 2.
Tak hanya itu, PPK Jembatan Sei Alalak juga akan melakukan demolisasi Jembatan Kayu Tangi 1, seiring kemajuan pembangunan Jembatan Sei Alalak.
Andika menjelaskan, Jembatan Sei Alalak merupakan jembatan yang menggunakan kabel-kabel berkekuatan tinggi sebagai penggantung yang menghubungkan gelagar dengan menara.
Pada umumnya jembatan cable stayed menggunakan gelagar baja, rangka, beton atau beton pratekan sebagai gelagar utama.
"Karena itu, jembatan ini dapat dilintasi kendaraan dengan tonase maksimal 10 ton. Selain itu, kami juga mempersiapkan jembatan ini dengan konstruksi tahan gempa, dan masa fungsi hingga 100 tahun," jelas Andika.
Jembatan Sei Alalak dirancang sepanjang 850 meter yang mencakup empat lajur dalam dua jalur, sebagai pengganti Jembatan Kayutangi 1 yang sudah berusia 30 tahun.
Secara estetika, prasarana ini juga akan dilengkapi dengan sistem pencahayaan (lighting) multiwarna serta gedung yang berisi diorama perjalanan konstruksi jembatan yang dimulai pada 2018 hingga tuntas.
Konstruksi Jembatan Sei Alalak diproyeksikan menelan dana senilai Rp 278 miliar yang beradal dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
KSO PT Wijaya Karya (Persero) Tbk-PT Pandji ditunjuk sebagai kontraktor pelaksana dengan skema pekerjaan tahun jamak (multiyears).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.