Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Normalisasi vs Naturalisasi, Pengamat: Tergantung Kondisi Fisik

Kompas.com - 17/01/2020, 15:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Lingkungan Universitas Indonesia Tarsoen Waryono mengatakan, normalisasi atau naturalisasi sungai Ciliwung merupakan solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi banjir di Jakarta.

"Keduanya tepat dilakukan, akan tetapi harus didasarkan pada kondisi fisik di lapangan," terang Tarsoen kepada Kompas.com, Kamis (16/1/2020).

Menurut Tarsoen, jika badan sungai sudah sempit karena okupansi penduduk serta permukaan sungai dangkal dan banyak sampah, maka tindakan yang tepat dilakukan adalah pemulihan badan sungai atau konsep normalisasi.

Baca juga: Pengamat Lingkungan UI, Banjir Depok Disebabkan Perumahan Ini

Sebaliknya, jika badan sungai yang bantarannya tidak diokupansi penduduk, tutupan vegetasinya masih utuh atau baik, serta sungai tak berlumpur dan bersih dari sampah, cukup ditata dengan konsep naturalisasi.

Tarsoen berpendapat, jika salah satu konsep tersebut telah direalisasikan, maka harus dipertahankan kondisi sungai secara alamiah.

"Baik yang dinormalisasi maupun naturalisasi, kemudian tetap dijaga dan dipertahankan kondisinya secara alami (naturalisasi)," ujar Tarsoen.

Namun, dia menilai konsep naturalisasi dengan pendekatan beton di seluruh aliran, merupakan langkah yang kurang tepat.

"Sebenarnya, hanya di beberapa tempat yang perlu beton," ucap Tarsoen.

Untuk Jakarta, Tarsoen dia berpendapat, pendekatan kombinasi beton dan tanggul alam adalah konsep yang tepat untuk direalisasikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com