Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Perkantoran Jakarta Masih Tertekan

Kompas.com - 08/01/2020, 17:25 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi bisnis perkantoran di Jakarta, baik di central business district (CBD) maupun area non-CBD, masih tertekan. 

Hal ini menyusul tambahan pasokan yang hanya 450.000 meter persegi atau 2,8 persen angka prediksi pada tahun 2020, yang tidak dibarengi dengan kinerja permintaan.

Colliers Internasional Indonesia mencatat, komitmen perusahaan untuk mengisi ruang perkantoran baru tahun ini baru mencapai angka 30 persen.

"Hal ini menyebabkan tarif sewa pun akan terus mengalami tekanan hingga akhir 2020 dan masa mendatang," kata Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto di Jakarta, Rabu (8/1/2020).

Data Colliers menyebutkan, peningkatan pasokan perkantoran baru diperoleh dari tujuh gedung perkantoran di kawasan CBD seluas 270.000 meter persegi dan tujuh gedung di luar area CBD seluas 225.000 meter persegi.

Baca juga: 4 Tahun Lagi, Perkantoran di CBD Jakarta Tembus 770 Hektar

"Semuanya serba melihat situasi. Jadi total kalau untuk tambahan pasokan di 2020 jumlahnya sama dengan 2019," ujar dia.

Adapun pasokan kumulatif ruang perkantoran pada tahun 2019 di kawasan CBD seluas 6,65 juta juta meter persegi. Sedangkan pasokan perkantoran di luar CBD mencapai 3,6 juta meter persegi.

Dengan jumlah ini, total kumulatif ruang perkantoran di Jakarta mencapai 10,4 juta meter persegi atau naik 5 persen secara tahunan (year on year).

Tambahan pasokan pekantoran itu diperoleh dari empat gedung yang beroperasi seluas 233.933 meter persegi. Meski begitu, tambahan pasokan ini lebih sedikit dibanding tahun 2018.

Sedangkan pasokan perkantoran di luar CBD ditunjang tujuh gedung. Fery menambahkan, lima dari tujuh gedung tersebut beroperasi dalam tiga bulan terakhir.

Tambahan pasokan ini berdampak pada tingkat hunian dan tarif sewa. Pada 2019, tingkat hunian tercatat 83.4 persen.

Kinerja baik perkantoran pada 2018 dan 2019 membantu tingkat hunian naik 1,5 persen secara tahunan.

Operator ruang kerja bersama atau co-working company , perusahaan media berbasis teknologi menjadi kontributor serapan di gedung perkantoran.

Namun demikian, kondisi tenant market  masih memberikan tekanan terhadap rata – rata harga sewa yang tercatat hanya Rp 276.456 per meter persegi per bulan. Angka ini turun 2,7 persen secara tahunan.

Ada pun rata–rata komitmen tingkat hunian untuk pasokan perkantoran tahun 2020 baru mencapai 30 persen. Hal ini akan membuat tarif sewa semakin tertekan.

Colliers memprediksi harga sewa di beberapa gedung perkantoran mendatang lebih rendah dibandingkan harga rata-rata pasar saat ini.

Hal serupa terjadi di perkantoran luar CBD yang menunjukkan penurunan tingkat hunian 2,4 persen secara tahunan.

Besarnya tambahan pasokan baru menjadi penyebab merosotnya kinerja tingkat hunian di luar CBD Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com