JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan konstruksi jalan bawah tanah (underpass) New Yogyakarta International Airport (NYIA).
Kompas.com menghimpun fakta dari jalan yang disebut sebagai underpass terpanjang di Indonesia itu, apa saja?
Underpass NYIA dibangun dengan panjang 1,3 kilometer.
Struktur ini terdiri dari konstruksi terowongan (slab tertutup) sepanjang 1.095 meter dan jalan pendekat arah timur dan barat masing-masing sepanjang 110 meter dan 100 meter.
Sementara lebarnya mencapai 7,85 meter, clearance atas 5,2 meter, dan samping 18,4 meter.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja mengatakan, underpass tersebut menghubungkan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Baca juga: Underpass Terpanjang di Indonesia Siap Diresmikan
Jalan bawah tanah itu dibangun untuk mempertahankan eksistensi Ruas Jalan Nasional Pantai Selatan Jawa (Pansela). Ini karena, Bandara Kulon Progo memotong jalan Pansela lama.
Untuk itulah keberadaan jalan tersebut diharapkan dapat meningkatkan memperlancar arus lalu lintas warga Kulon Progo dan sekitarnya, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi di kabupaten ini.
Pada setiap sisi di dinding terowongan, hiasan schenography tarian rakyat khas Yogyakarta. Konsep yang diusung pun bertema Gerak Gumerah yang menyambut setiap pengemudi yang melintas.
Sentuhan ornamen daerah itu disebut menggambarkan karakter masyarakat Yogyakarta yang dinamis, optimis, serta berkembang penuh semangat.
Adapun ornamen yang terpampang antara lain Tari Jathilan dan Tari Angguk Putri.
Tak hanya ornamen penari, pada pembatas jalan juga terpampang dekorasi Setilir Gebleg Renteng khas Kulon Progo.
Baca juga: VIDEO: Indahnya Underpass NYIA, Terpanjang di Indonesia
Kemudian pada gerbang masuk jalan, terdapat dekorasi Kalamakara dan Sulur. Dekorasi ini mirip dengan hiasan yang ada pada pintu depan di area Taman Sari.
Ada hal unik dari adanya hiasan di sepanjang terowongan. Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Underpass NYIA M Syidik Hidayat menuturkan, ide dekorasi tersebut berasal dari Sri Sultan Hamengku Buwono X selaku Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Untuk ornamen memang dari Ngarso Dalem yang ingin bertemakan tarian rakyat," kata Syidik kepada Kompas.com, Selasa (31/12/2019).
Underpass NYIA dilengkapi dengan delapan buah pintu darurat atau emergency exit yang berada di sisi kanan dan kiri terowongan.
Tak hanya itu, aspek keamanan lain terutama saat teejadi banjir dan hujan juga menjadi perhatian. Jalan bawah tanah ini dilapisi dengan waterstop yang terbuat dari karet pada dinding dan lantainya.
Sebagai tambahan, underpass juga dilengkapi dengan jalur pembuangan serta pompa air untuk mengantisipasi adanya genangan air saat turun hujan.
"Ada mekanisme pembuangan air dengan pompa yang sudah diperhitungkan," kata Syidik.
Syidik mengatakan, kecepatan maksimal yang disarankan hanya 60 kilometer per jam.
Baca juga: Ingat, Kecepatan Maksimal di Underpass NYIA Hanya 60 Kilometer/Jam!
Jalan bawah tanah ini menelan biaya Rp 293 miliar. Dana tersebut bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/Sukuk Negara Tahun Anggaran 2018-2019.
Banyaknya ornamen di sepanjang jalan membuat pengendara diimbau untuk tidak berhenti dan tetap meneruskan perjalanan.
"Untuk berhenti di kanan kiri underpass sudah dilarang menggunakan rambu dilarang stop, jadi untuk sanksi mungkin institusi terkait yang bisa menjelaskan," ucap Syidik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.