JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam perjalanan sejarah manusia, kita pastinya telah meninggalkan jejak di setiap tempat di bumi.
Bahkan samudera terdalam dalam gua bawah tanah yang jarang ditemukan juga telah merasakan efek dari aktivitas manusia.
Namun, hal tersebut bukan berarti setiap tempat di bumi mudah ditemukan. Ada banyak lokasi yang membutuhkan perjalanan yang sulit karena tidak ada akses transportasi.
Melansir dari Relocation Target, berikut 5 tempat di ujung bumi yang masih terisolasi ini.
Palmerston Island atau bisa disebut Pulau Palmerston ini terletak di 321 kilometer barat laut Selandia Baru.
Pulau Palmerston ini menawarkan pemandangan pasir putih yang indah sekaligus tempat tinggal bagi 62 orang penduduk.
Sebanyak 59 penduduk di antaranya merupakan keturunan langsung dari seorang pria bernama William Marsters yang dulu juga menetap dis
Tidak ada toko atau pasar di Palmerston karena penduduknya tidak menggunakan uang kecuali untuk membeli persediaan kebutuhan di luar Pulau Palmerston.
Baca juga: 10 Rekomendasi Tempat Wisata di Chungbuk Korea Selatan
Palmerston biasanya dikunjungi oleh kapal dua kali setahun. Namun tak jarang bagi penduduk tak dikunjungi kapal hingga hampir 2 tahun tanpa pengiriman.
Tak hanya itu, para penduduk sangat menyambut pengunjung dan mengundangnya untuk tinggal di rumah pribadi mereka.
Di Pulau Palmerston, Anda tidak bisa hidup layaknya seperti biasa. Hanya tersedia dua telepon,s 6 jam pemakaian listrik listrik dan Anda hanya bisa menggunakan akses internet selama 4 jam sehari.
Terlepas dari kenyataan bahwa Grand Canyon merupakan salah satu destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi turis di Amerika Serikat, sebaliknya dengan Supai Village.
Supai Village atau bisa disebut Desa Supai berada di lokasi yang sama dengan Grand Canyon yang jarang dikunjungi banyak pelancong.
Desa Supai merupakan pusat dari Suku Havasupai, penduduk asli Grand Canyon.
Desa Supai merupakan sebuah desa terpencil yang terletak di cabang barat daya tebing Grand Canyon.
Para wisatawan yang ingin berkunjung harus memesan tempat terlebih dahulu. Anda bisa menunggangi kuda yang berat sepanjang 12 kilometer melewati tebing.
Namun, ada pengecualian jika Anda menaiki helikopter. Havasupai sendiri berarti "Orang-orang di Perairan Biru Hijau" mengacu pada empat air terjun indah yang dapat ditemukan di sepanjang Sungai Havasu.
Air terjun berfungsi sebagai sumber air penduduk. Hanya ada 208 penduduk yang tinggal di Desa Supai ini.
Jika Anda seorang penggemar hal-hal ekstrem, Anda mungkin bisa mendatangi sebuah desa di Rusia yang bernama Oymyakon.
Baca juga: Paling Banyak Dikunjungi Turis, Ini 6 Tempat Wisata Gratis di Sydney
Oymyakon merupakan sebuah desa di Republik Sakha, dan berada di lokasi terpencil dengan suhu terdingin di bumi. Oymyakon rata-rata memiliki suhu di minus 58 derajat.
Untuk mencapai desa Oymyakon, Anda bisa terbang dari Moskow ke Takutsk atau Magadan atau sejauh 901 kilometer. Maka dari itu, Oymyakon dinobatkan sebagai sebuah perjalanan berbahaya.
Di desa Oymyakon ini, semua air akan dengan mudahnya membeku. Maka mudah dimaklumi, tidak ada penduduk yang bercocok tanam. Makanan asli penduduk Oymyakon ini es batu darah kuda dengan makaroni.
Oymyakon memiliki sekitar 500 penduduk dan merupakan tempat tergelap yang mengalami 21 jam sehari kegelapan.
Anda mungkin akrab dengan cerita "Mutiny on the Bounty, yang dibuat film pada tahun 1962 silam.
Jika ya, Anda akan mengenali Pitcairn Island atau Pulau Pitcairn sebagai lokasi yang dihuni oleh para pemberontak tahun 1970.
Pulau Pitcairn merupakan sebuah di wilayah luar Inggris yang terletak sekitar 532 kilometer dari Selandia Baru yang memainkan peran sebagai kantor pusat administratif pulau.
Di Pitcairn Island ini terdapat pemukim awal yang dihuni salah seorang pemberontak. Dia menemukan sisa-sisa bangunan Polinesia, termasuk oven tanah, situs pemakaman, dan dewa-dewa batu.
Saat ini, Pitcairn Island dihuni sekitar 50 orang penduduk. Meski telah dikunjungi banyak wisatawan melalui kapal pesiar selama 32 jam secara teratur, tetapi jarang ada penduduk baru yang menetap di wilayah Pitcairn Island.
Meskipun terkenal sebagai lokasi bersejarah yang menarik tempat pemandian Ratu Cleopatra, Oasis Siwa tidak secara teratur dikunjungi wisatawan.
Hal ini karena menuju Siwa Oasis membutuhkan waktu perjalanan selama 5 jam dari Kairo, Mesir.
Tetapi, Siwa Oasis atau Oasis Siwa yang lokasinya terisolasi di daerah tengah Gurun Barat ini telah membuat kebudayaan penduduk Amazigh terjaga dengan sangat baik.
Jika tertarik mengunjungi Siwa Oasis, Anda dapat melakukan perjalanan dengan bus dari Kairo.
Baca juga: Colosseum, Tempat Wisata Paling Banyak Dipesan Wisatawan pada 2019
Tak hanya itu, Anda akan diberi hadiah berupa kesempatan berenang di Pemandian Ratu Cleopatra.
Pemandangan mata air mineral ini sangat mewah. Anda juga dapat mencicipi buah zaitun dan kurma lezat yang ditanam oleh penduduk lokal.
Siwa Oasis juga menghadirkan pondok ramah lingkungan yang terbuat dari lumpur dan garam untuk pengunjung bermalam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.