JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan zaman turut membawa perubahan, terutama di bisnis properti. Riset terakhir yang dikeluarkan McKinsey menyebutkan, industri real estat dan konstruksi rawan digantikan oleh mesin atau robot.
"Perusahaan properti harus mengadopsi property technology (proptech). Kalau perusahaan properti mengadopsi teknologi, saya kira mereka tidak akan kalah dengan perusahaan financial technology (fintech)," ujar akademisi serta ahli teknologi informasi Marsudi Wahyu Kisworo dalam diskusi Property Outlook 2020 di Jakarta, Rabu (18/12/2019).
Baca juga: Perkuat PropTech, Cushman & Wakefield Resmi Menggandeng Fifth Wall
Menurut Marsudi, ke depannya, perusahaan harus mengadopsi proptech. Seperti diketahui, fintech saat ini mulai mendominasi dunia perbankan.
Menurut dia, jika sektor properti tidak bisa bekerja sama atau menerapkan teknologi dalam bisnisnya, maka perusahaan bisa saja kalah dalam persaingan dengan para pelaku teknologi.
"Jangan sampai perusahaan properti digusur oleh proptech. Contohnya Airbnb tidak punya aset, tapi jadi perusahaan properti besar di dunia," kata Marsudi.
Selain itu, Ketua Asosiasi Real Estate Broler Indonesia (Arebi) Lukas Bong mengatakan agar para pelaku bisnis properti turut merangkul pemain proptech.
Dia menyebutkan, terdapat lima hal yang bisa menjadi pendorong tren teknologi di bidang properti, antara lain digitalisasi, urbanisasi, pembangunan berkelanjutan atau suitainable devlopment, dan perubahan demografi.
Untuk itu, Marsudi menjabarkan, ada 10 macam teknologi yang bisa diadopsi, antara lain big data atau analytic.
Kemudian, machine learning atau artificial inteligent yang digunakan sebagai alat pengelolaan manajemen properti.
Lalu teknologi sensor atau Internet of Things (IoT) untuk smart building. Ada pula geospacial information system hingga blockchain yang berguna sertifikasi di bidang properti.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.