Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Kira Ruang Publik Cantik Ini Dulunya Bangunan Lawas Telantar?

Kompas.com - 10/12/2019, 13:09 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Kemudian, setelah puluhan tahun beroperasi, produksi pabrik mulai menurun dan terpaksa tutup.

Lalu muncul ide untuk mengelola dan megaktfkan kembali aset-aset BUMN yang tidak produktif, salah satunya adalah mengubah bangunan lama ini menjadi rest area.

Pembangunan rest area dilakukan dengan mempertahankan bentuk asli fisik pabrik gula. Beberapa bagian bangunan tidak diubah, seperti dinding yang masih menggunakan bata asli.

Di bangunan utama, pengunjung bisa menikmati suasana klasik. Selain itu, terdapat dua buah mesin penggilingan tebu serta lokomotif bekas penarik bahan baku yang masih dipertahankan.

"Unsur-unsur heritage banyak disukai. Kami pun juga menambahkan lokomotif bekas penarik tebu yang sempat kami mintakan ke PTPN IX, jadi ditaruh di sana dan menjadi salah satu spot tempat orang berfoto," ucap Rachmat (10/6/2019).

De Tjolomadoe

Selain Banjaratme, Pabrik Gula Colomadu juga mengalami perombakan. Bangunan bekas produksi gula saat ini diubah menjadi ruang konser serta wisata sejarah.

Marketing Communication De Tjolomadoe Ari Nurrohman mengatakan, gedung tersebut didirikan pada tahun 1861 oleh Mangkunegoro IV.

Kala itu, tempat ini menjadi pabrik gula terbesar pada masanya. Namun, operasi pabrik berhenti pada tahun 1998.

Kemudian pada tahun 2017, PT Sinergi Colomadu merevitalisasi kawasan pabrik gula yang saat ini menjadi sebuah museum.

Beberapa ruangan tekah berubah fungsi menjadi tempat pertunjukan, ruang niaga, kedai, dan area wisata.

Di beberapa ruanga, mesin-mesin produksi masih dipertahankan untuk melestarikan nuansa klasik pabrik.

Pabrik Gula Colomadu di Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (24/5/2019) yang telah direvitalisasi menjadi tempat wisata dan kawasan komersial. Kini namanya berubah menjadi De Tjolomadoe.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Pabrik Gula Colomadu di Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (24/5/2019) yang telah direvitalisasi menjadi tempat wisata dan kawasan komersial. Kini namanya berubah menjadi De Tjolomadoe.
Selain itu, pemberian nama-nama ruangan pun mengacu pada julukan saat pabrik tersebut masih aktif beroperasi, seperti tasiun Gilingan, Stasiun Ketelan, Stasiun Penguapan, dan Stasiun Karbonatasi.

Ada pula beberapa ruangan lain Besali Cafe, Tjolomadoe Hall, dan Sarkara Hall yang dapat digunakan sebagai concert dan convention hall.

(Sumber: Kompas.com/Rosiana Haryanti, Sherly Puspita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com