JAKARTA, KOMPAS.com - Rupa-rupa foto lokasi M Blok Space mulai memenuhi linimasa dunia maya. Sejak dibuka, ruang kreatif ini telah menarik perhatian khalayak.
Betapa tidak, bangunan rumah bergaya vintage dengan arsitektur tropis dekade 1950-an berdiri dan tertata rapi di pinggir jalan.
Pada zaman dulu rumah-rumah ini adalah rumah dinas Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri).
Sebanyak 16 rumah dinas berubah menjadi deretan kedai dengan merek lokal.
Sementara pada bagian belakang deretan rumah terdapat gudang yang terdiri dari 12 buah bangunan.
Kini, gudang-gudang tersebut telah beralih fungsi menjadi kedai serta tempat pertunjukan musik.
Salah satu hal yang paling menonjol dari pengembangan ini adalah tidak adanya ruang parkir kendaraan.
Handoko menuturkan, cara ini dipilih guna mengedukasi sekaligus memaksa publik untuk lebih memanfaatkan fasilitas publik.
Tak hanya itu, cara ini diharapkan dapat menghidupkan kembali budaya berjalan kaki. Tujuan pengelola M Bloc Space untuk tidak memberikan tempat untuk parkir justru menambah ruang publik baru.
Lalu, konsep pembangunan M Bloc Space juga diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk lebih memanfaatkan transportasi publik seperti Mass Rapid Transit (MRT) dan TransJakarta.
M Bloc Space berdiri berada di lokasi strategis dan mudah dijangkau dari stasiun MRT, halte TransJakarta koridor 13, serta Terminal Bus Blok M.
Arsitek Jacob Gatot Sura menambahkan, saat memaparkan konsep untuk pengembangan M Bloc, mengaku kesulitan mengakomodasi keinginan berbagai pihak untuk pengadaan tempat parkir kendaraan.
"Satu hal yang kami perjuangkan adalah menutup jalan di depan untuk kendaraan," Jacob di Jakarta, Senin (9/12/2019).
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.