Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"M Bloc Space", Merayakan Kreativitas di Ruang Publik

Kompas.com - 10/12/2019, 07:47 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rupa-rupa foto lokasi M Blok Space mulai memenuhi linimasa dunia maya. Sejak dibuka, ruang kreatif ini telah menarik perhatian khalayak.

Betapa tidak, bangunan rumah bergaya vintage dengan arsitektur tropis dekade 1950-an berdiri dan tertata rapi di pinggir jalan.

Pada zaman dulu rumah-rumah ini adalah rumah dinas Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri).

Sebanyak 16 rumah dinas berubah menjadi deretan kedai dengan merek lokal.

Sementara pada bagian belakang deretan rumah terdapat gudang yang terdiri dari 12 buah bangunan.

Kini, gudang-gudang tersebut telah beralih fungsi menjadi kedai serta tempat pertunjukan musik.

Sejumlah mural yang berada di ruang tengah M Bloc Space menjadi spot foto bagi anak mudaAlbertus Eka Sejumlah mural yang berada di ruang tengah M Bloc Space menjadi spot foto bagi anak muda
Pimpinan Eksekutif M Bloc Space Handoko Hendroyono menerangkan, sebelum aset bangunan tersebut berubah menjadi creative hub, pihak Peruri sudah memiliki masterplan untuk mengubah kompleks gedung yang berada di Jalan Panglima Polim ini menjadi superblok.

Salah satu hal yang paling menonjol dari pengembangan ini adalah tidak adanya ruang parkir kendaraan.

Handoko menuturkan, cara ini dipilih guna mengedukasi sekaligus memaksa publik untuk lebih memanfaatkan fasilitas publik.

Tak hanya itu, cara ini diharapkan dapat menghidupkan kembali budaya berjalan kaki. Tujuan pengelola M Bloc Space untuk tidak memberikan tempat untuk parkir justru menambah ruang publik baru.

Lalu, konsep pembangunan M Bloc Space juga diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk lebih memanfaatkan transportasi publik seperti Mass Rapid Transit (MRT) dan TransJakarta.

M Bloc Space berdiri berada di lokasi strategis dan mudah dijangkau dari stasiun MRT, halte TransJakarta koridor 13, serta Terminal Bus Blok M.

Glenn Fredly saat menggelar showcase Romansa Ke Masa Depan di M Bloc Space, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2019) KOMPAS.com/ Revi C Rantung Glenn Fredly saat menggelar showcase Romansa Ke Masa Depan di M Bloc Space, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2019)
Sejak dibuka, creative hub ini telah menarik banyak perhatian, terutama kalangan muda. Bukan hanya itu, konsep pengembangan M Bloc Space pun juga menekankan inklusivitas.

Arsitek Jacob Gatot Sura menambahkan, saat memaparkan konsep untuk pengembangan M Bloc, mengaku kesulitan mengakomodasi keinginan berbagai pihak untuk pengadaan tempat parkir kendaraan.

"Satu hal yang kami perjuangkan adalah menutup jalan di depan untuk kendaraan," Jacob di Jakarta, Senin (9/12/2019).

Namun menurut Handoko, Peruri pada akhirnya setuju untuk "melepas" asetnya guna dikembangkan menjadi creative hub.

"Kalau kita bicara satu aset mangkrak, banyak gedung yang baru, tapi tidak digunakan. Akhirnya dibikin superblok, akhirnya belum laku-laku, belum ada penghuninya bertahun-tahun," ucap Handoko.

Selain itu, dia juga meyakinkan Peruri jika nilai sebuah tempat terletak pada adanya soul atau nyawa.

Menurutnya, jika tempat tersebut memiliki nyawa, maka akan lebih mudah untuk menghidupkan suatu tempat.

Sejumlah tenant yang mengisi M Bloc Space tampak ramai pengunjung yang didominasi anak mudaAlbertus Eka Sejumlah tenant yang mengisi M Bloc Space tampak ramai pengunjung yang didominasi anak muda
Alhasil, setelah berhasil meyakinkan Peruri, PT Ruang Riang Millenial mengembangkan M Bloc Space, dengan memanfaatkan aset bangunan yang berada di atas lahan seluas 6.500 meter persegi

Kerja sama dengan tenant

Handoko menuturkan, pengembangan M Bloc Space sendiri menggunakan skema kerjasama revenue sharing dengan tenant dan pihak Peruri.

"Kami modalnya revenue sharing. Jadi kami transparan semua pembayaran semua transparan melalui satu sistem yang bisa diakses oleh siapa saja," ucap Handoko.

Adapun untuk tenant, pihak pengelola memberlakukan seleksi. Handoko mengatakan, tenant yang ingin bergabung harus memasarkan produk lokal.

Selain itu, mereka juga harus memiliki keunikan tersendiri.

"Kami sebenarnya mengkurasi dengan baik. Tapi kami juga memiliki hak prerogatif untuk mengajak brand yang lami anggap tepat. Contoh Suwe Ora Jamu, itu penting banget, karena statement soal jamu, herbal itu sangat penting untuk diadakan di sini, dan Suwe Ora Jamu kami anggap cocok," tutur dia.

Hingga saat ini, Handoko menuturkan, M BLoc Space dikunjungi 50.000 orang setiap bulan dengan transaksi yang mencapai lebih dari Rp 16 miliar per bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com