Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Amerika Sediakan Rumah Sewa untuk Tunawisma Milenial

Kompas.com - 25/11/2019, 23:19 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi nirlaba Pivot menerima dana hibah 100.000 dollar AS atau setara Rp 1,4 miliar dari Impact Oklahoma untuk dimanfaatkan membangun rumah-rumah kecil bagi tunawisma milenial dengan skema sewa.

Tak hanya rumah, Pivot juga membekali mereka dengan keterampilan khusus agar mereka tertarik untuk menempati tempat tinggal yang baru dibuka.

Sebelum menempati rumah baru ini, para remaja  tertarik harus melalui proses seleksi, untuk kemudian menerima program pelatihan dan keterampilan khusus.

yangyang sudah bekerja dalam program tersebut dan juga menerima pelatihan untuk menjadi penyewa yang bertanggung jawab. Hal tersebut dimulai dengan peninjauan perjanjian sewa.

Baca juga: Lima Tahun Lagi, Generasi Milenial Terancam Tidak Bisa Membeli Rumah

"Jika Anda belum dibimbing akan hal tersebut (pelatihan khusus), Anda perlu belajar," kata Wakil Presiden Pengembangan dan Keterlibatan Masyarakat di Pivot Melanie Anthony.

Setelah kesepakatan ditanda tangani, masing-masing remaja menetap di rumah mereka dan bertanggung jawab pada kegiatan rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah dan mencuci pakaian mereka sendiri.

Mereka akan mempelajari prinsip-prinsip hidup bertetangga antar sesama tunawisma. Mereka juga akan dicek secara rutin dengan dukungan keamanan 24 jam.

"Seluruh tujuan ini adalah untuk menunjukkan kepada mereka bahwa mereka dapat mengatasinya dan bahwa mereka memiliki sumber daya itu, tetapi melakukannya dengan cara yang memberdayakan," kata Anthony.

Hunian ini berkapasitas 16 tempat tidur, dan penghuninya dibatasi berdasarkan usia. Sewa tempat tinggal untuk mereka sengaja dibuat rendah, hanya Rp 1,4 juta.

Biaya tersebut dibebankan untuk memberikan tolok ukur yang dapat dicapai demi membangun kepercayaan diri.

Pivot mengharapkan, selama tinggal di rumah sementara tersebut para tunawisma muda bisa belajar dari pengalaman, dan hidup mandiri.

Secara umum, rumah-rumah mungil seperti ini telah mengalami lonjakan popularitas karena para kaum milenial menyukai kesederhanaan, kesinambungan, serta biaya hidup yang rendah.

"Ini bukan hanya tentang membangun rumah mungil. Ini tentang memastikan konsep kita sehat. Dan hasilnya adalah apa yang kita harapkan untuk rakyat," terang Anthony.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com