Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Djoko Setijowarno
Akademisi

Peneliti Laboratorium Transportasi Unika Soegijapranata

Tantangan Membangun Transportasi di Ibu Kota Negara Baru

Kompas.com - 15/11/2019, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DI BAWAH menara, di Bukit Sudharmono direncanakan sebagai titik 0 calon lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Baru. Kawasan perbukitan ini akan menjadi kawasan inti IKN Baru. Arealnya masih berupa hutan tanaman industri (HTI).

Karena itu, ada tantangan membangun sistem transportasi di daerah perbukitan. Pilihan bijak yang harus diambil adalah memanfaatkan akses perairan Teluk Balikpapan untuk logistik, mobilitas, dan wisata.

Lokasi IKN baru terletak di lahan hak guna usaha (HGU) yang sekarang dikelola PT ITCI Hutani Manunggal (IHM).

Perjalanan saya bersama Tim Balitbang Kementerian Perhubungan pada 3 November 2019, menuju lokasi IKN Baru, setidaknya dapat memberikan gambaran sistem transportasi yang akan disiapkan nantinya. Baik sebelum masa pembangunan maupun setelah terwujud IKN Baru.

Jika memanfaatkan jalur perairan kombinasi dengan jalan raya memerlukan sekitar 1 jam,  sudah bisa tiba di IKN Baru. Sedangkan dengan jalan dua lajur (jalan provinsi) sekitar 2,5 jam sampai 3 jam melewati KM 38 Semboja.

Kondisi jalan sebagian rusak dan sebagian sudah mulai diperbaiki. Kendaraan besar lalu lalang mengangkut kendaraan alat berat. Sepanjang jalan ada beberapa desa yang dihuni transmigran dari Pulau Jawa dengan kondisi perekonomian sudah cukup sejahtera.

Konsep urban transport yang ditawarkan Balitbang Perhubungan adalah compact city yang meminimalisasi perjalanan, yakni membuat transportasi umum sebagai pilihan utama, koridor radial masuk pusat pemerintahan dengan MRT underground, dan dengan circular line kombinasi underground dan at grade.

Kemudian aksesibel untuk semua kelompok masyarakat, mendorong orang berjalan kaki dan bersepeda, dengan fasilitas yang people friendly, pemisahan antara arus pejalan kaki dan unmotorized vehicle dengan kendaraan, simpul transportasi terintegrasi antar moda transportasi, dan tata guna lahan dan transportasi perkotaan diatur dengan Intelligent Transport System (ITS).

Target maksimal 80 persen orang berjalan kaki 10 menit menuju transportasi umum dan perjalanan 20 kilometer ditempuh maksimal 30 menit. Target 75 persen, transportasi umum berbasis listrik dan bahan bakar ramah lingkungan, serta penggunaan transportasi umum selama jam sibuk.

Pemanfaatan aset perairan

Teluk Balikpapan memberikan akses yang lebih efektif menuju IKN baru selama masa tahapan konstruksi. Terutama untuk urusan logistik, ketimbang menggunakan jalan raya. Dapat memanfaatkan dermaga milik perusahaan HTI yang pernah beroperasi.

Dermaga itu masih bisa beroperasi dengan akses jalan dari dermaga menuju jalan provinsi terhubung dengan IKN baru yang sedang dikerjakan.

Dalam perjalanan 30 menit berlayar dengan Kapal KPLP milik KSOP Balikpapan dari Pelabuhan Semayang di Teluk Balikpapan menuju IKN baru, saya menemukan cukup banyak dermaga yang beroperasi di Kota Balikpapan.

Hal ini perlu dipertimbangkan untuk menutup operasional sejumlah dermaga, jika nantinya Teluk Balikpapan digunakan sebagai salah satu akses transportasi menuju IKN Baru. Kecuali Dermaga Terminal Peti Kemas PT Karingau Kaltim Terminal (KKT) yang memang dibutuhkan untuk logistik. Dermaga batubara, minyak sawit ,dan lainnya dapat dialihkan ke lokasi lain.

Sementara Pelabuhan Penyeberangan Karingau bisa dialihkan operasionalnya setelah Jembatan Pulau Balang (1.750 meter) terwujud.

Pelabuhan Penyeberangan Karingau dapat melayani ke IKN Baru. Jembatan Pulau Balang penghubung Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dengan Kota Balikpapan (bagian jalan nasional Trans Kalimantan). Sekarang sedang proses pembangunan konstruksi. Yang sudah terhubung antara daratan Kab. PPU dengan Pulau Balang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com