JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia sudah sangat siap berkolaborasi dengan investor asing terutama negara-negara ASEAN Plus Three (APT) dan juga China dalam pengembangan infrastruktur konektivitas.
Salah satu bentuk kolaborasi yang bisa dilakukan yaitu dengan menyinergikan Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC) 2025 dan Belt and Road Initiative (BRI).
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat (PUPR) Danang Parikesit menyampaikan hal itu kepada Kompas.com, Senin (4/11/2019) menanggapi ajakan Presiden Jokowi kepada China untuk menghadiri Indo-Pacific Infrastructure and Connectivity Forum 2020.
"Kita sudah sangat siap. Kami juga akan terus mendorong investasi swasta non-BUMN, termasuk dari luar negeri, terutama yang akan membawa elemen teknologi," tutur Danang.
Baca juga: IIF Ngebet Danai Proyek Infrastruktur hingga Rp 5 Triliun
Dia melanjutkan, khusus untuk pengembangan infrastruktur konektivitas jalan tol, bahkan tender dan dokumen kontraknya sudah sangat terbuka bagi investor internasional masuk.
Danang menyebut, salah satu investor asing yang sudah masuk untuk berkontribusi dalam pengembangan teknologi jalan tol adalah Roatex Ltd asal Hungaria.
Mereka adalah pemrakarsa dalam program modernisasi jalan tol khusus untuk sistem transaksi.
Adapun investor asing lainnya, ikut dalam proses prakarsa jalan tol lainnya. Hanya, Danang belum bisa menyebutkan nama investor tersebut, karena harus menunggu Surat Keputusan Menteri PUPR terbit.
"Belum bisa saya announce. Menunggu SK-nya turun," ucap Danang.
Indonesia sendiri, menurut Danang, sangat kompetitif dalam pengembangan infrastruktur konektivitas, karena tingkat pengembalian investasinya (return) sangat menarik.
Terbukti dari sjeumlah pipeline pengembangan hingga 2024 mendatang yang tendernya sudah berjalan, sebagian besar masih dipegang oleh investor eksisting.
"Mereka, terutama investor Indonesia, belum akan melakukan divestasi," tuntas Danang.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo mengajak Pemerintah China untuk hadir dalam penyelenggaraan Indo-Pacific Infrastructure and Connectivity Forum yang akan diselenggarakan di Indonesia pada 2020.
Ajakan tersebut disampaikan Jokowi saat berbicara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-22 ASEAN-RRT yang diselenggarakan di Impact Exhibition & Convention Center, Bangkok, Thailand, Minggu (3/11/2019).
Jokowi juga mengharapkan adanya peluang kerja sama APT dengan China. Salah satu bentuk kolaborasi yang bisa dilakukan yaitu dengan menyinergikan Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC) 2025 dan Belt and Road Initiative (BRI).
Artikel sebelumnya berjudul: "Presiden Jokowi Ajak China Hadiri Indo-Pacific Infrastructure and Connectivity Forum 2020", penulis: Dani Prabowo, editor Icha Rastika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.