Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Tol Trans Jawa, Biaya Pengiriman Barang Hemat 50 Persen

Kompas.com - 14/10/2019, 23:35 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Infrastruktur konektivitas Jalan Tol Trans Jawa yang membentang dari Merak hingga Banyuwangi, telah dirasakan manfaatnya oleh para pelaku usaha industri.

Salah satunya adalah Sika Indonesia, perusahaan bahan kimia untuk konstruksi dan industri yang berasal dari Swiss.

Sejak jaringan Tol Trans Jawa beroperasi, biaya pengiriman barang dari dua pabrik (plant) mereka di Cileungsi, dan Gresik, ke berbagai kota di Pulau Jawa terpangkas sekitar 40 persen hingga 50 persen.

Efisiensi biaya ini, menurut General Manager Sika Indonesia Eddy Sutanto, bukan dari ongkos tol, melainkan peningkatan volume barang yang dapat dikirim (delivery).

Baca juga: Resmikan Pabrik Ketiga, Sika Genjot Produksi 700.000 Ton Per Tahun

"Sebelumnya, ketika kami masih menggunakan jalur reguler, barang yang dapat dikirim paling maksimal 8 ton. Setelah Tol Trans Jawa jadi, volumenya melonjak jadi 32 ton sekali kirim, dan lebih cepat," jelas Eddy menjawab Kompas.com, usai peresmian pabrik baru Sika di Cibitung, Bekasi, Senin (14/10/2019).

Tarif tol lebih dari Rp 500.000 dari Jakarta ke Surabaya, menurut Eddy, menjadi tidak berarti ketika volume barang yang dapat dikirim melonjak berkali-kali lipat.

Selain itu, frekuensi pengiriman juga bisa bertambah di kota-kota tujuan, sehingga dampaknya sangat signifikan terhadap total ongkos operasional perusahaan.

Sika Indonesia memiliki delapan segmen pasar, yakni concrete, refurbishment, flooring, waterproofing, roofing, sealing and bonding, industry, dan building finishing.

Pabrik Cibitung yang baru diresmikan, merupakan pabrik ketiga Sika di Indonesia, dengan rencana kapasitas produksi mencapai 450.000 ton mortar (semen instan) per tahun.

Sementara pabrik pertama berlokasi di Cileungsi, Jawa Barat, dan pabrik kedua di Gresik, Jawa Timur, yang masing-masing memiliki kapasitas produksi 150.000 ton per tahun, dan 100.000 ton per tahun.

Dengan demikian, dalam satu tahun, produksi Sika dari ketiga plant tersebut akan mencapai 700.000 ton per tahun dengan catatan turn over mencapai 80 persen.

"Operasionalisasi pabrik ketiga ini untuk menjawab demand atau permintaan mortar yang terus tumbuh. Terutama untuk skyscrapers atau gedung-gedung pencakar langit dan perumahan," jelas Eddy.

Eddy menambahkan, konsentrasi pabrik ketiga untuk produksi semen instan, karena ceruk pasarnya demikian besar.

 

Sementara dua pabrik lainnya dirancang untuk berbagai produk seperti membran atap, campuran beton, mortar khusus, perekat, perbaikan dan penguatan bahan, pelapis pelindung, serta sistem anti air dan lantai.

Menurut dia, kapasitas produksi pabrik Cibitung ini masuk memenuhi 20 persen kebutuhan Nasional. Ini artinya, kebutuhan Nasional mencapai 2,25 juta ton per tahun.

"Selain itu, ke depan, kebutuhan mortar akan tinggi sekali seiring rencana pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur, mengurangi backlog rumah. Meskipun properti masih flat tapi tahun-tahun mendatang akan bergairah," tutur Eddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau