BEBERAPA hari lalu ada kabar mengenai permintaan agar LRT Jabodebek beroperasi untuk lintas pelayanan Harjamukti (Cibubur)-Cawang sepanjang 14,95 kilometer.
Lintas ini memang sudah selesai secara konstruksi untuk jalurnya, namun belum dilengkapi dengan fasilitas sinyal, telekomunikasi dan listrik. Ditambah lagi pekerjaan konstruksi bangunan stasiun belum mencapai 50 persen.
Di samping itu, jalan akses ke stasiun, fasilitas transportasi umum lanjutan, dan lahan parkir bagi kendaraan bermotor dan tidak bermotor belum nampak sama sekali. Adalah wajar jika operasionalisasi LRT Jabodebek keseluruhan baru bisa terealisasi tahun 2021.
Rencana jaringan LRT Jabodebek 82,93 kilometer, terbagi dua fase pembangunan. Fase pertama sepanjang 44,43 kilometer dengan 19 stasiun, mencakup tiga lintas pelayanan, yaitu lintas pelayanan 1 Cawang-Harjamukti (Cibubur) sepanjang 14,89 kilometer dengan 4 stasiun.
Kemudian, lintas pelayanan 2 Cawang-Kuningan-Dukuh Atas sepanjang 11,05 kilometer dengan 9 stasiun dan lintas pelayanan 3 Cawang-Jatimulya (Bekasi Timur) 18,49 kilometer dengan 6 stasiun.
Sedangkan fase kedua sepanjang 38,5 kilometer terbagi tiga lintas pelayanan. Lintas Palmerah-Senayan sepanjang 7,8 kilometer, lintas Cibubur-Bogor 25,0 kilometer dan lintas Palmerah-Grogol 5,7 kilometer.
Stasiun Cawang merupakan pertemuan dari tiga lintas pelayanan. Sementara Stasiun Halim akan terhubung dengan layanan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Sedangkan di lintas pelayanan 3 terdapat long span yang berlokasi di Cawang, Ciliwung, Cikoko, Kuningan dan Sudirman.
Ada tahapan pengujian sistem LRT Jabodebek, yaitu factory test, system test, integration test, system acceptance test, dan trial run.
Persyaratan sebelum LRT dioperasikan untuk mengangkut penumpang, meliputi prasarana, sarana, operasi, dan sumber daya manusia atau SDM.
Persyaratan prasarana berupa peralatan telah dijalani test and commssioning selama tujuh bulan, dan proses sertifikasi.
Sedangkan persyaratan sarana, meliputi peralatan telah dilakukan test and commissioning, dan proses sertifikasi.
Berikutnya persyaratan operasi, telah dilakukan proses integrasi sampai dengan GOA3 driverless atau Grade of Auotomatic tingkat 3 antara sarana prasarana. Diikuti trial run, minimal tiga bulan, setelah proses integrasi selesai.
Kementerian Perhubungan punya pengalaman ketika mengoperasikan LRT Sumatera Selatan tahun lalu, menjelang perhelatan olah raga internasional Asian Games Agustus 2018.
Karena waktu yang kurang cukup untuk persiapan berbagai macan uji terhadap prasarana, sarana, dan demi mengejar target harus beroperasi sebelum Asian Games, akhirnya ketika dioperasikan kurang memuaskan publik.
Lain halnya dengan pengoperasian MRT Jakarta tahun 2019. Karena tidak ada desakan harus dioperasikan saat sebelum Asian Games 2018, punya waktu cukup lama, mulai persiapan hingga pengoperasi penuh hampir setahun. Tentunya, hasil yang didapat juga berbeda. Tidak banyak masalah yang timbul.
Oleh sebab itu, supaya benar-benar siap dan memuaskan publik, operasionalisasi LRT Jabodebek tidak perlu terburu-buru.
Diperlukan SDM yang mahir dan handal. Kesiapan SDM sekarang sedang dilakukan oleh PT KAI bekerja sama dengan SMRT Singapura untuk mendidik sejumlah personil yang nantinya akan mengoperasikan LRT Jabodebek.
Selain sudah terdapat SDM magang di PT KCI, studi banding, atau pelatihan SDM ke sejumlah negara yang sudah mengoperasikan LRT juga perlu dilakukan.
Sementara itu, kekurangan lain yang harus dipenuhi adalah depo untuk merawat dan menyimpan kereta ketika tidak beroperasi.
Sedangkan dari sisi sarananya yakni LRT Jabodebek, baru tiba hari Sabtu (12/10/2019) setelah empat hari perjalanan yang dimulai Rabu (9/10/2019).
LRT diberangkatkan dari PT Inka di Madiun sebanyak 31 train set yang dipesan PT KAI. Harga per kereta sekitar 1,3 juta dollar AS.
Satu train set terdiri dari 6 kereta. Jadi total harga 31 train set LRT Jabodebek adalah 241.8 juta dollar AS atau Rp 3,38 triliun.
Pengoperasian LRT Jabodebek bukan hanya rangkaian LRT di atas lintas yang sudah selesai terbangun.
Fasilitas persinyalan, telekomunikasi, dan listrik di sepanjang lintasan harus terpasang dan dapat beroperasi setelah melalui sejumlah uji kelayakan.
Layanan stasiun sebagai tempat naik turun penumpang, transaksi pembelian tiket, ruang tunggu, dan aksesibilitas jaringan jalan yang memadai dari dan menuju stasiun, juga harus benar-benar siap.
Selain itu, juga harus disiapkan sejumlah rute transportasi umum. Sejumlah rute transportasi umum sebaiknya disiapkan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), karena lintas wilayah administrasi.
Stasiun Harjamukti (Cibubur) berada di wilayah Kota Depok, namun untuk menarik sebanyak mungkin pengguna LRT nantinya, harus ada rute angkutan umum yang melintas wilayah Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Jakarta dan Kabupaten Bekasi.
Sebelum beroperasi lintas Harjamukti-Baranansiang (Bogor), bisa dioperasikan bus umum rute Terminal Baranansiang-Stasiun Harjamukti (25 kilometer) melalui jalan Tol Jagorawi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.