Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mart Polman
Direktur Utama Lamudi

Lahir di Belanda, April 1990, Mart Polman menyelesaikan pendidikan S1 Binsis Manajemen Internasional di Universitas Groningen, Belanda, pada 2014. Pada tahun yang sama, Mart menempuh pendidikan S2 Sekolah Bisnis dan Manajemen Universitas Rotterdam, Belanda, dan lulus pada 2015.

Sebelum menjadi Direktur Utama Lamudi pada 2015 hingga sekarang, Mart tercatat pernah mendirikan ChillSuits pada 2013, dan TruQ pada 2012. 

Menerka Bisnis Properti Jakarta Pasca Relokasi Ibu Kota Negara

Kompas.com - 11/09/2019, 16:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dipilihnya Provinsi Kaltim sebagai ibu kota negara baru diyakini akan mendorong bisnis properti yang sempat mengalami kelesuan karena tumbangnya industri tambang dan komoditas.

Walaupun ibu kota nanti akan dipusatkan di Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara, tidak menutup kemungkinan bakal mendorong penjualan properti di daerah lainnya terutama kota Balikpapan dan Samarinda.

Dua kota tersebut, sejak lama menjadi daerah incaran pengembang besar, di sana mereka membangun beragam proyek properti.

Sebut saja seperti Agung Podomoro Land (APL) yang mengembangkan proyek Borneo Bay City di Balikpapan. Kawasan superblok ini dibangun seluas 5 hektar di atas lahan reklamasi, di sana pengembang membangun hunian apartemen, hotel hingga pusat perbelanjaan mewah.

Jarak antara Borneo Bay City dengan ibu kota baru terbilang cukup dekat yakni hanya 7,36 kilometer melalui akses tol laut Balikpapan-Penajam Paser Utara.

Lalu ada juga Sinarmas Land yang menggarap proyek Grand City, mereka mengembangkan kawasan perumahan seluas 220 hektar di Balikpapan.

Perumahan ini juga dilengkapi beragam fasilitas lengkap seperti sarana pendidikan, pusat kesehatan, sarana olahraga hingga tempat ibadah.

Sementara kota di bagian utara yakni Samarinda, ada Wika Realty yang membangun Tamansari Grand, yakni sebuah proyek mixed use di atas lahan seluas 100 hektar. Selain kawasan hunian, Wika Realty juga mengembangkan kawasan sentra niaga.

Selain terdapat banyak proyek hunian, dua kota tersebut juga telah didukung dengan sarana infrastruktur yang baik.

Contohnya adanya jalan Tol Balikpapan-Samarinda yang rencananya akan beroperasi Oktober 2019. Keberadaan infrastruktur inilah yang akan menjadi tulang punggung pergerakan bisnis properti di sana.

Para pengembang besar tersebut nantinya yang akan mendapat cuan dari isu perpindahan ini. Lumrah hal tersebut terjadi, namun agar terciptanya kesetaraan sebaiknya pemerintah juga memberikan kesempatan kepada pengembang kecil untuk bisa membangun perumahan subsidi di ibu kota baru.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com