Sementara di Maluku dan Papua mengalami defisit aspal minya 66.143 ton, aspal buton 3.350 ton, baja 93.386 ton, beton pracetak dan prategang 687.820 ton, dan alat berat konstruksi 651 unit.
Hal serupa juga terjadi Bali dan Nusa Tenggara yang mengalami defisit baja 53.388 ton dan beton pracetak dan prategang 390.590 ton.
Adapun di Sulawesi defisit terjadi untuk baja 84.010 ton, dan beton pracetak dan prategang 324.549 ton.
Baca juga: 1.500 Kilometer Tol Ditargetkan Beroperasi Hingga Akhir Jabatan Jokowi
Sementara di Sumatera, kemampuan supply lebih besar dari pada demand. Namun di Pulau Jawa, terjadi defisit aspal buton sebesar 6.239 ton.
Ke depan, Syarif menambahkan, Kementerian PUPR berencana melakukan digitalisasi data rantai pasok guna memberikan informasi yang lebih akurat.
Melalui digitalisasi ini diharapkan mampu mengatasi persoalan efektivitas supply dan demand yang ada.
Dalam proses digitalisasi ini, Kementerian PUPR tidak akan bekerja sendiri, melainkan berkolaborasi dengan pihak lain yang memang bermain di sektor ini.
"Bisa saja mereka kurang satu sisi berlebih sisi lain, ini dua hal yang perlu diseimbangkan. Nah kebutuhan ini perlu dikoordinasikan sehinga kekurangan di beberapa daerah katakanlah kurang di daerah Papua atau timur itu bisa ditutupi dengan daerah-daerah lain," tutup Syarif.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.