Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalimantan Timur Sudah Lama Diincar Pengembang Kakap

Kompas.com - 28/08/2019, 09:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Provinsi Kalimantan Timur telah lama diincar para pengembang properti kakap.

Nama-nama mentereng semacam Sinarmas Land, Ciputra Group, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), Borneo Inti Graha, dan Pintu Air Mas Group telah menggarap pasar Balikpapan dan Samarinda.

Dua kota ini paling aktif dalam hal pengembangan properti, baik perumahan, hotel, pusat belanja, maupun komersial ritel.

Betapa tidak, perekonomian Kalimantan Timur dari 2011 hingga kuartal I-2019 selalu tumbuh di atas 5 persen.

Pada kuartal I-2019, perekonomian tercatat tumbuh 5,36 persen secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan kuartal IV-2018 sebesar 5,14 persen.

Baca juga: Viral Iklan Apartemen Agung Podomoro di Ibu Kota Baru, Ini Kisahnya

Menurut Bank Indonesia (BI), capaian pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur ini berada di atas level pertumbuhan ekonomi nasional ataupun regional Kalimantan yang masing-masing 5,07 persen dan 5,33 persen.

Secara spasial, Kalimantan Timur juga merupakan satu-satunya wilayah di Kalimantan yang mengalami akselerasi pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2019.

Di sisi lapangan usaha, optimalisasi produksi pertambangan batubara seiring dengan kondisi cuaca yang lebih kondusif dibandingkan tahun sebelumnya serta permintaan eksternal yang positif dari beberapa negara mitra dagang utama menjadi pendorong kinerja lapangan usaha ini.

Lebih lanjut, menurut BI, penyelesaian beberapa proyek infrastruktur pemerintah dan badan usaha milik negara (BUMN) juga turut mendukung kinerja perekonomian Kalimantan Timur.

Sementara itu, akselerasi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur di sisi pengeluaran bersumber dari akselerasi PMTB dan konsumsi swasta.

Peningkatan kinerja investasi Kalimantan Timur didorong oleh investasi bangunan berupa pengerjaan proyek-proyek infrastruktur pemerintah, proyek BUMN, ataupun swasta serta ekspansi lapangan usaha pertambangan yang masih berlanjut.

Di samping investasi konsumsi swasta dan pemerintah Kaltim tumbuh cukup tinggi sejalan dengan rangkaian kegiatan Pemilu 2019 dan upaya penyelesaian proyek infrastruktur pemerintah.

Indikator tersebut memicu pertumbuhan sektor properti yang ditandai dengan menguatnya permintaan domestik atas hunian, terutama landed housing, pusat bisnis, serta fasilitas akomodasi.

Migrasi populasi akibat majunya sektor industri, perdagangan komoditas, dan pertambangan adalah salah satu penyebab pesatnya eskalasi pertumbuhan properti di kota ini dan beberapa kota di daerah lain.

Saat ini saja di Balikpapan terdapat tiga pengembangan skala besar dengan kategori super blok yang merangkum berbagai jenis fungsi properti, seperti hunian vertikal (apartemen), hotel, pusat belanja, perkantoran, dan pusat konvensi.

Satu di antara superblok itu adalah yang dibesut APLN. Mereka meramaikan konstelasi sektor properti kota ini dengan proyek 8 hektar bertajuk Borneo Bay City.

Kemudian Balikpapan Superblok yang dikembangkan Pintu Air Mas Group dan The Balcony yang dimiliki PT PP Properti Tbk (PPRO).

Vice President Marketing APLN Anak Agung Mas Wirajaya menuturkan, Provinsi Kalimantan Timur menawarkan peluang menjanjikan. Permintaan akan hunian selalu tumbuh dari tahun ke tahun.

Oleh karena itu, perseroan tak hanya puas membangun Borneo Bay City di Balikpapan dan Bukit Mediterania Residence di Samarinda.

"Kami masih memiliki land bank 30 hektar di Kalimantan Timur. Kami berencana memanfaatkannya untuk pengembangan hunian vertikal pasca-ditetapkannya ibu kota negara di Kalimantan Timur. Tunggu saja dalam waktu dekat," ungkap Agung menjawab Kompas.com, Selasa (27/8/2019).

Nama lain yang mengincar Kalimantan Timur adalah PPRO yang berencana menggarap lahan seluas 500 hektar di sekitar lokasi ibu kota baru di Kalimantan Timur.

Direktur Utama PPRO Taufik Hidayat mengaku sudah ada sejumlah pemilik lahan yang berminat untuk bekerja sama dengan pengembang pelat merah ini.

"Luas potensi lahannya mencapai 500 hektar. Sudah ada beberapa pemilik lahan di calon lokasi ibu kota baru yang datangi kami untuk mengajak kerja sama," kata Taufik di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (26/8/2019).

Menurut dia, sudah empat bulan terakhir ini pihaknya membentuk tim internal untuk mengkaji rencana pemindahan ibu kota.

Dengan diumumkannya Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara sebagai ibu kota baru, tim internal akan lebih fokus melakukan kajian terkait pengembangan properti.

Taufik berharap, pemindahan ibu kota ini akan memberikan dampak positif terhadap properti yang dikelola PPRO di Kalimantan Timur.

"Di sana kan airport terbesar di Kaltim ada di Balikpapan. Maka, kami yakin, hotel dan mal kami di Balikpapan akan menikmati dampak pemindahan ibu kota ini," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com