JAKARTA, KOMPAS.com - Bukan hanya para investor dan konsumen pelanggan (repeat buyer) PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) yang membeli Borneo Bay City, produk properti yang berlokasi di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Menurut Vice President Marketing PT Agung Podomoro Land Tbk Anak Agung Mas Wirajaya, profil pembeli produk perusahaannya merupakan hasil penetrasi pasar yang dilakukan secara intensif.
"Mereka adalah para pengusaha tambang minyak, pengusaha tambang batubara, pengusaha komoditas perkebunan, keluarga dan eksekutif muda, serta para ekspatriat yang bekerja di Balikpapan, Samarinda dan kota lain sekitarnya," urai Agung menjawab Kompas.com, Selasa (27/8/2019).
Baca juga: Viral Iklan Apartemen Agung Podomoro di Ibu Kota Baru, Ini Kisahnya
Sebelum Borneo Bay City ditawarkan pad medio 2013, kisah Agung, mereka terutama para ekspatriat dan para pengusaha itu menyewa kamar hotel untuk bermalam selama melakukan bisnis di kota minyak itu.
Permintaan kamar hotel dan juga hunian selama kurun 2013-2016 tersebut mengalami pertumbuhan seiring booming bisnis pertambangan batubara.
Oleh karena itu, mudah dimafhumi jika unit-unit apartemen Borneo Bay City cepat terserap pasar. Padahal, jumlah apartemen yang ditawarkan terhitung banyak untuk ukuran kota tier kedua seperti Balikpapan, yakni 1.220 unit.
"Bukan perkara mudah memasarkan apartemen di kota dengan perkembangan propertinya masih didominasi hunian landed (tapak)," imbuh Agung.
Namun, walau sempat mengalami ketersendatan penjualan akibat perlambatan bisnis dan siklus properti, apartemen Borneo Bay City mencatat penjualan 80 persen.
Agung berharap, sisa 20 persen lainnya akan habis terjual seiring eforia ibu kota baru di Kalimantan Timur.
Terkait harga jual apartemen Rp 700 juta untuk tipe studio yang terhitung lebih tinggi ketimbang apartemen ukuran serupa di Jakarta, Agung punya alasan.
"Selain dekat dengan ibu kota, apartemen ini sudah jadi dan tinggal dihuni. Selain itu juga kenaikan harganya memang gradually, tidak tiba-tiba," tuntas Agung.