Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkantoran Hong Kong, Korban Terparah Perang Dagang China-AS

Kompas.com - 12/08/2019, 15:34 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hong Kong diprediksi bakal menjadi korban terparah yang dipicu  perang dagang China-Amerika Serikat (AS) yang berkepanjangan.

Dalam laporan yang diterima Kompas.com, Senin (12/8/2019), Colliers International mengungkap penelitiannya terkait dampak dari ketegangan dua raksasa ekonomi ini terhadap aliran modal properti internasional dan kepercayaan terhadap pasar sewa perkantoran Asia.

Direktur Eksekutif Riset Colliers Asia Andrew Haskins mengatakan, perang dagang ini membebani aliran modal global ke pasar Asia, meskipun terdapat minat aktif baru-baru ini dari Singapura dan ibu kota Korea Selatan.

"Namun begitu, kami meyakini aliran modal properti intra-Asia masih terlihat kokoh," kata Haskins.

Baca juga: Duet Hongkong Land-Sinarmas Land Tawarkan Perkantoran Kolaboratif

Managing Director Occupier Services Colliers Asia Sam Harvey-Jones menambahkan, pasar perkantoran sewa Asia mendapat kepercayaan yang menurun di antara perusahaan teknologi di China Selatan, meskipun ada prospek jangka panjang yang kuat.

Harvey-Jones menyebut, pasar kantor Shanghai dan Beijing telah dipengaruhi oleh permintaan yang tertunda karena perang dagang dan pasokan baru dalam jumlah besar.

Jika perang perdagangan berlanjut, Hong Kong mungkin akan mengalami lebih banyak kehilangan daripada kota-kota Cina daratan.

"Hal ini mengingat tingkat hunian perkantoran sewa mayoritas diisi oleh perusahaan multinasional dan ketergantungan pada sektor keuangan," terang Harvey-Jones.

Melihat kondisi ini, lanjut dia, masuk akal bagi calon tenant untuk mempertimbangkan ekspansi di pasar lain guna mengurangi risiko bisnis.

Saling terkait

Menurut laporan Colliers, ekonomi China dan AS saling terkait erat. Pada tahun 2018, mengutip Dana Moneter Internasional (IMF), dari total nilai 610 miliar dollar AS aktivitas ekspor-impor keduanya, China mendominasi.

Rinciannya, China mengekspor 481 miliar dollar AS ke negeri Paman Sam, sedangkan AS mengekspor 120 miliar dollar AS ke China.

Baca juga: Calon Penyewa Perkantoran Mulai Cerewet Tanyakan Akses MRT

Sekadar catatan, tarif 25 persen saat ini diberlakukan untuk impor China senilai 250 miliar dollar AS.

Washington sendiri telah mematahkan gencatan senjata dalam perang dagang yang disepakati di Jepang pada Juni dengan mengumumkan bahwa AS akan menerapkan tarif 10 persen untuk semua impor China yang tersisa senilai hampir 300 miliar dollar AS mulai 1 September.

Yang menajdi pertanyaan adalah, seberapa buruk dampaknya bagi perkantiran sewa di Asia?

Pada awalnya, China Selatan akan merasakan dampak yang lebih besar dari ketegangan perdagangan ini karena fokusnya pada teknologi, kepercayaan juga menurun di kota-kota tier pertama.

Di Shanghai dan sampai batas tertentu Beijing, ketidakpastian terkait dengan ketegangan perdagangan menunda permintaan ruang kantor dan menambah dampak meningkatnya pasokan.

"Akibatnya ruang kosong makin meningkat," tulis laporan Colliers.

Dengan perusahaan multinasional yang menguasai 60 persen perkantoran Grade A, membuat Hong Kong paling rentan terhadap jatuhnya permintaan yang lebih rendah. Hal ini bakal terjadi, terutama jika pembaruan perang perdagangan menekan pasar saham.

Colliers mengatakan, langkah masuk akal bagi perusahaan keuangan, jasa dan teknologi untuk mempertimbangkan ekspansi di Singapura  atau pasar Asia Tenggara dan India, guna mengurangi risiko bisnis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com