Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Tukar Guling Aset Negara, Ciputra Masih Wait and See

Kompas.com - 11/08/2019, 12:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana menukar guling sejumlah aset atau barang milik negara (BMN) yang tersebar di sejumlah lokasi, untuk menambah dana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan.

Menurut Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, aset yang hendak ditukar meliputi gedung pemerintahan yang berada di pusat Jakarta, seperti kawasan Medan Merdeka, Thamrin, Sudirman, Kuningan dan SCBD.

"Kalau bisa ditukar guling ya bisa menjadi pemasukan langsung," kata Bambang di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (6/8/2019) lalu.

Seluruh aset BMN itu ditaksir memiliki nilai lebih dari Rp 150 triliun. Sementara kebutuhan dana relokasi sekaligus membangun ibu kota baru lebih kurang Rp 466 triliun.

Terkait hal ini, PT Ciputra Development Tbk masih menunggu dan melihat situasi yang lebih jelas, dan kondusif. Terlebih, saat ini bisnis properti sedang lesu.

Baca juga: Bisakah Barang Milik Negara Ditukar Guling? Ini Jawabannya...

"Kita masih wait and see," ucap Direktur PT Ciputra Development Tbk Tulus Santoso kepada Kompas.com, Sabtu (10/8/2019).

Menurut Tulus, di antara beberapa opsi yang ditawarkan pemerintah terkait tukar guling BMN yang paling memungkinkan adalah skema Built Operate and Transfer (BOT).

"Biasanya aset negara itu (paling banter) di-BOT-kan," sebut dia.

Selain BOT, skema lain dari tukar guling yang ditawarkan adalah pertama, dengan menyewakan gedung perkantoran kepada pihak kedua dengan tarif sesuai dengan kontrak yang ada.

Kedua, kerja sama pembentukan perusahaan yang didirikan oleh dua atau lebih entitas bisnis dalam rangka penyelenggaraan bisnis pada jangka waktu tertentu (joint venture).

Ketiga, menjual langsung gedung kantor yang dimiliki ke pengembang. Keempat, sewa gedung dengan syarat pengembang mau berkontribusi dalam pembangunan ibu kota baru.

Tulus menambahkan, Ciputra akan menyatakan minat jika seluruh aspek seperti lokasi, peruntukan, nilai koefisien dasar bangunan (KDB), nilai komersial, dan syarat serta ketentuannya sudah jelas dan clear.

Baca juga: Aset Negara di Empat Lokasi Ini Bakal Ditukar Guling

"Kalau itu sudah ada, baru bisa menyatakan minat," cetus dia.

Sementara itu, Crown Group, pengembang Australia yang dimotori orang Indonesia Iwan Sunito dan Paul Sathio berminat memberikan kontribusi dalam pembangunan ibu kota baru.

"Saya tentu saja tertarik ikut membangun ibu kota baru Negara Republik Indonesia," kata Iwan menjawab Kompas.com.

Iwan menekankan, adalah tugas bangsa Indonesia, termasuk diaspora seperti dirinya yang juga memiliki pengalaman membangun gedung-gedung bertaraf internasional, mendukung rencana pemerintah.

Crown Group, kata Iwan, akan berkontribusi di bidang edukasi, melalui pembangunan kampus-kampus dan perguruan-perguruan tinggi yang dikelola oleh institusi pendidikan ternama.

"Saya punya mimpi membawa universitas-universitas terkemuka di dunia, untuk membuka kampusnya di Indonesia," kata Iwan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com