Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lurah Challenge", Cara Bima Arya Bersihkan Kota Bogor dari Sampah

Kompas.com - 11/08/2019, 09:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tantangan terbesar membangun sebuah kota menjadi kota masa depan laik huni atau livable city adalah mengubah paradigma birokrat pemerintah, dan masyarakatnya.

Demikian Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto berbagi pengalaman mengelola kota dalam acara "Creating The Cities of The Future" pada Kongres Diaspora Indonesia ke-5 di Jakarta, Sabtu (10/8/2019).

"Mengubah mindset itu yang paling susah. Kita sudah banyak mengeluarkan uang untuk membangun infrastruktur, ruang publik, taman, street lighting, tapi kalau tidak ada rasa memiliki untuk bersama-sama merawatnya, maka tidak ada outcome-nya," terang Bima.

Oleh karena itu, selama lima tahun menjabat sebagai manajer kota yang berjuluk Kota Hujan, Bima terus menerus melakukan upaya pendekatan persuasif kepada masyarakat dan stake holders lainnya.

Baca juga: Dirut Jasa Marga Tanggapi Anies Soal Polusi Jakarta

Termasuk "memaksa" mereka mengubah paradigma, bagaimana menjaga dan merawat kebersihan kota sebagai rumah bersama.

Kondisi sungai di Kelurahan Bantarjati, Kota Bogor.Facebook Bima Arya Kondisi sungai di Kelurahan Bantarjati, Kota Bogor.
Salah satu program yang menurut Bima berhasil terwujud adalah "Lurah Challenge" yakni tantangan bagi para lurah untuk membebaskan wilayahnya dari sampah, jorok, dan kumuh.

"Lurah Challenge" ini kemudian disambut antusias para lurah. Mereka berlomba menjadikan wilayahnya sebagai yang paling bersih.

Tak hanya rumah, jalan lingkungan, ruang terbuka, dan fasilitas umum, melainkan juga sungai yang selama ini menjadi tempat pembuangan sampah rumah tangga dan limbah industri.

Lurah Bantarjati Dheri Wiriadirama adalah lurah pertama yang dinilai Bima telah berhasil menjawab tantangannya.

Kondisi sungai di Kelurahan Bantarjati, Kota Bogor.Facebook Bima Arya Kondisi sungai di Kelurahan Bantarjati, Kota Bogor.
Kali Cibagolo yang melintasi kawasan Bantarjati yang sebelumnya penuh sampah, keramba ikan, dan kotor, kini terlihat bersih dengan air lebih jernih.

Anak-anak dan orang dewasa pun menjadikan Kali Cibagolo sebagai ruang publik, dan sarana bermain air yang bisa diakses bersama-sama.

Menurut Bima, upaya "bebersih" ini dilakukan Lurah Dheri hanya dalam waktu kurang dari satu bulan. Waktu lebih singkat ditempuh Kelurahan Sukasari untuk membersihkan wilayahnya hanya tiga minggu.

"Kami berupaya mewujudkan kota masa depan yang tidak hanya saling terkoneksi oleh teknologi digital yang serba online, profesional, akuntabel, dan transparan, namun juga secara fisik harus bersih, bebas sampah," tuntas Bima.

Kendati tidak menyebutkan bentuk apresiasi yang diberikan kepada para lurah, Bima menjanjikan "Lurah Challenge" akan diteruskan sebagai program berkelanjutan demi Kota Bogor sebagai kota pintar masa depan atau future smart city.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com