KOMPAS.com - Minggu (4/8/2019), area Jabodetabek dan beberapa daerah lain di Jawa Barat dan Jawa Tengah mengalami black out atau listrik mati berkepanjangan.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjelaskan penyebab pemadaman besar-besaran ini adalah gangguan teknis pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500kV di Ungaran dan Pemalang.
Akibatnya, transportasi umum berbasis listrik seperti Mass Rapid Transit (MRT), Commuter Line, dan kereta bandara berhenti beroperasi selama berjam-jam.
Lampu lalu lintas juga tidak beroperasi, dan jaringan telekomunikasi terganggu. Hal ini menimbulkan kegaduhan, sekaligus kerugian material dan imaterial.
Masyarakat harus bertahan dengan kondisi tanpa listrik selama lebih dari tujuh jam. Bahkan ada daerah tertentu yang hingga lebih dari 22 jam, masih dalam kondisi listrik mati.
Setelah pemadaman besar 4 Agustus, perbaikan yang dilakukan PLN belum tuntas, sehingga terjadi pemadaman di sejumlah kawasan pada dua hari berikutnya.
Tentunya pemadaman listrik tidak hanya mengganggu aktivitas di luar, tetapi juga di dalam rumah.
Ada beberapa langkah taktis yang perlu dilakukan ketika listrik padam dalam durasi yang lama. Berikut lima langkah tersebut.
Mencabut alat-alat elektronik
Cabut peralatan-peralatan elektronik, terutama yang memiliki daya besar. Contohnya adalah pendingin ruangan, microwave, televisi, lemari es, penanak nasi, dan kompor listrik.
Hilangnya daya secara tiba-tiba dan risiko instabilitas gelombang daya yang masuk ketika listrik menyala kembali, merupakan faktor penyebab kerusakan alat elektronik yang bisa berujung pada kebakaran rumah.
Keluarkan alat penerangan dan peralatan elektronik darurat
Lilin menjadi sumber cahaya yang paling sederhana, mudah didapat, dan disimpan untuk keadaan seperti ini.