JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menerima hibah dari Pemerintah Korea Selatan melalui Korea International Cooperation Agency (KOICA) sebesar 5,5 juta dollar AS atau setara Rp 77 miliar.
Hibah tersebut diberikan untuk penyusunan Rencana Induk Sistem Transportasi Cerdas dan Sistem Percontohan untuk Wilayah Metropolitan Jakarta.
Pemberian hibah ditandai dengan penandatanganan Record of Discussions (RoD) antara Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto dan Country Director KOICA Indonesia Hoejin Jeong, di Jakarta, Rabu (3/7/2019).
Melalui kerja sama ini, diharapkan efisiensi penggunaan jalan meningkat. Selain itu, akses dan keselamatan lalu lintas dengan menyediakan informasi lalu lintas secara real time kepada pengguna jalan juga mengalami perbaikan.
“Ini merupakan awal yang baik untuk mengatasi permasalahan sistem transportasi di Jabodetabek. Dengan adanya sistem transportasi cerdas, bisa mengatur secara lebih efektif sektor transportasi,” kata Sugiyartanto.
Proyek ini akan berlangsung selama 5 tahun yang terdiri 3 tahun implementasi dan 2 tahun masa pemeliharaan.
Baca juga: Indonesia Usulkan Perluasan Kerja Sama Infrastruktur dengan Korea
Lingkup kerjasama meliputi pengembangan Rencana Induk Sistem Transportasi Cerdas, implementasi sistem percontohan yang dilakukan di koridor Jakarta-Cikampek, penyediaan rujukan pedoman hukum dan peraturan Sistem Transportasi Cerdas dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.
“Jakarta-Cikampek dipilih karena traffic-nya yang tinggi. Kami menargetkan implementasi kegiatan ini dapat diterapkan di daerah lain di sejumlah kota besar setelah lima tahun mendatang,” ucap Sugiyartanto.
Pada sambutannya, Hoejin Jeong menjelaskan bahwa kerjasama ini dapat mempererat hubungan kedua negara, menyusul kerja sama antara KOICA dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR yang menghasilkan prototipe operasi sistem data jalan (Integration Road Data Center Operation/IRODCO).
Sistem operasi tersebut bisa dikembangkan lebih lanjut melalui kerja sama ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, Korea telah mengembangkan metodologi dan strategi untuk mengurangi lalu lintas secara efektif. Hampir semua kota di Korea direkam dalam video.
Lebih dari 9 juta kamera pengintai beroperasi di jalan-jalan sampai stasiun kereta bawah tanah.
Jika kecelakaan terjadi, mereka secara otomatis mengambil gambar dan mempostingnya di media sosial dan berita dan memberikan warga rute alternatif, yang juga berfungsi sebagai alat untuk mengarahkan kembali lalu lintas mobil ke kereta bawah tanah atau bentuk transportasi umum lainnya.
“Sampai saat ini kami masih terus berusaha untuk menghadirkan layanan transportasi yang baik kepada masyarakat,” kata Jeong usai penandatanganan RoD.
Pada dasarnya, sistem manajemen informasi yang diberikan secara real time tersebut layaknya aplikasi Google Maps yang memberikan panduan lengkap kepada penggunanya atas kondisi sebuah ruas jalan pada lokasi yang hendak dituju.
Dengan pengembangan aplikasi ini, diharapkan ke depannya Jakarta dapat mengatasi persoalan lalu lintas yang rumit yang terjadi selama ini.
Masyarakat pun dapat terinformasi dengan baik atas kondisi lalu lintas serta langkah yang dapat mereka ambil dalam penggunaan transportasi publik untuk menghindari kemacetan di jalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.