JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan empat arena olahraga di Papua tengah berlangsung. Arena olahraga tersebut akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua pada 20 Oktober-2 November tahun 2020 mendatang.
Keempat arena tersebut adalah arena aquatic dan Istora Papua Bangkit di kawasan Olahraga Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur dan venue Cricket dan Lapangan Hockey (indoor dan outdoor) di kompleks olahraga Doyo Baru, Distrik Waibu.
Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menganggarkan Rp 936,8 miliar.
Progres pembangunan salah satu venue yakni Istora Papua Bangkit saat ini mencapai 25,3 persen atau lebih cepat dari rencana 23,4 persen.
Pengerjaannya sendiri sekarang masuk tahap pengecoran lantai kerja dan pembesian tie beam.
Total anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp 263,8 miliar dan ditargetkan selesai pada tahun 2020.
Sementara pembangunan arena kriket dan lapangan hoki baik indoor maupun outdoor mencapai 13 persen atau lebih cepat 9,2 persen.
Adapun biaya pembangunan yang dikeluarkan sebesar Rp 283,4 miliar dan terbagi dalam tiga kontrak yakni konstruksi sebesar Rp 277 miliar, konsultan manajemen Rp 4,9 miliar dan pengawasan berkala sebesar Rp 1,5 miliar.
Lebih lanjut, konstruksi Arena Aquatic ditargetkan rampung pada Juli tahun 2020. Progres pembangunannya sendiri saat ini mencapai 16,4 persen dengan biaya pembangunan yang berasal dari dana APBN Kementerian PUPR sebesar Rp 389,6 miliar.
Kelak jika rampung, arena ini akan dilengkapi dengan fasilitas pool yang sesuai standar Federation Internationale de Natation (FINA) yang merupakan induk organisasi internasional olahraga renang.
Arena Aquatic dan Istora berada di kawasan Olahraga Kampung Harapan seluas 32 hektar. Di kompleks ini juga telah dibangun Stadion Papua Bangkit.
Dalam membangun fasilitas PON XX di Papua ini terdapat empat tantangan.
Menurut Kepala Pusat Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga dan Pasar, Ditjen Cipta Karya Iwan Suprijanto tantangan tersebut meliputi jarak tempuh pengiriman material bangunan (barang) yang sebagian besar berasal dari luar Papua.
"Kemudian ketersedian peralatan yang kurang di Papua, proses pengiriman tenaga kerja terampil, serta perawatan arena," tuntas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.