KOMPAS.com - Masyarakat Hong Kong mulai meminati rumah-rumah yang dianggap "berhantu".
Harga properti di Hong Kong yang terus mengalami kenaikan membuat masyarakat setempat mempertimbangkan untuk membeli rumah-rumah ini.
Survei yang dilakukan REA GroupLtd seperti dilansir dari Bloomberg menyatakan lebih dari separuh responden mempertimbangkan untuk membeli apartemen yang "berhantu".
Bahkan 65 persen responden mengatakan, harga menjadi salah satu faktor utama.
"Harga properti masih sangat tinggi bagi sebagian besar orang yang tinggal di Hong Kong, sehingga banyak yang mulai mencari alternatif lain," ujar Country Manager REA Hong Kong, Kenneth Kent.
Di negara ini, rumah yang dulunya menjadi lokasi terjadinya kematian yang tidak alami dianggap berhantu.
Menurut Director di Centaline Property Agency Ltd, Perry Fong, apartemen yang menjadi lokasi pembunuhan, bunuh diri, dan kematian yang tidak disengaja biasanya dijual dengan harga 10 hingga 20 persen lebih murah.
Fong mengatakan, hal ini biasanya dianggap tabu di pasar properti lokal. Ini karena masyrakat setempat masih mempertimbangkan feng sui saat membeli rumah.
Hunian yang pernah menjadi lokasi terjadinya kematian dianggap memiliki feng sui yang buruk, sehingga sering diabaikan.
Sedangkan bagi para pembeli dari luar negeri yang cenderung tidak peduli, kebiasaan ini malah membuat mereka mendapatkan rumah dengan harga miring.
Harga properti di Hong Kong terus mengalami kenaikan sebelum sempat jatuh saat terjadinya perang dagang antara China dan Amerika Serikat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.