Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PP Properti Suramadu Berencana Garap Superblok di Suramadu

Kompas.com - 20/05/2019, 17:00 WIB
M Latief

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja industri properti akan tumbuh dengan cepat pasca pelimu 2019, terutama pada kwartal IV 2019. Selain kawasan-kawasan (lokasi) strategis, wilayah-wilayah baru yang harga propertinya (tanah dan bangun) masih under-value dan dengan potensi pertumbuhan kenaikan harga cukup besar, akan diburu para investor.

Hal itulah yang dikatakan Satrio Sujatmiko, Direktur Proyek PT PP Properti Suramadu, terkait potensi baru Suramadu di wilayah Surabaya Timur, dekat perbatasan Surabaya Utara, Minggu (19/5/2019).

Satrio mengatakan, salah satu kawasan yang belum banyak disadari potensinya adalah kawasan Suramadu yang berpeluang menjadi kawasan wisata resor pantai. Kawasan ini bisa mengikuti jejak kawasan rekreasi Ancol di Jakarta Utara yang seiring pengembangan infrastruktur dan sarana olahraga bertaraf internasional, Suramadu bisa menjadi kawasan wisata.

"Mungkin, dulunya di tahun 1980-an kawasan Ancol juga kawasan rawa-rawa, semak belukar dan jauh dari kota. Tak banyak orang mau tinggal di situ. Sekarang, berubah total," kata Satrio.

Setelah Taman Impian Jaya Ancol dikembangkan oleh Ir Ciputra pada 1985, ditambah pengembangan infrastruktur jalan secara masif, kawasan itu berangsur dilirik orang sebagai hunian eksotik sekaligus investasi yang menguntungkan.

Saat ini NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) misalnya di daerah Metro Marina Ancol Barat, sudah mencapai Rp19,8 juta meter persegi. Sementara harga pasar bisa berkisar Rp25 juta – Rp35 juta meter persegi. Karena itulah, Satrio mengaku optimistis Suramadu dapat meniru, bahkan melebihi Ancol.

"Kenyataannya, kota-kota tepi laut seperti Sydney atau Venesia di Italia itu merupakan kota paling maju dengan harga properti sangat mahal. Suramadu sendiri dalam 2 tahun terakhir ini berkembang pesat. Ke depan tentu bisa menjadi waterfront city dengan dikembangkannya beberapa infrastruktur di sana," ujar Satrio.

Kelebihan Suramadu, lanjut Satrio, punya pemandangan laut alami dan akan dilintasi JLLT (Jalur Lingkar Luar Timur). JLLT inilah yang akan jadi penghubung Pelabuhan Tanjung Perak – Bandara Ir. Juanda.

"Dalam rencana Pemerintah Kota, jalan tol ini akan melingkar dan Suramada berada di posisi timurnya lalu bersambungan dengan CitraLand Surabaya (Surabaya Barat) melalui JLLB Jalur Lingkar Luar Barat. Ini tentu akan berdampak positif terhadap Suramadu," ujar Satrio.

Contoh konkret dari dampak positif pembangunan infrastruktur terhadap satu kawasan, menurut Satrio, adalah Jl Soekarno, Surabaya, yang sebelum dibangun MERR (Middle East Ring Road) tidak ada yang mau beli lahan dan tinggal di daerah penuh rawa itu.

"Rumah seharga Rp200 juta juga tidak ada yang tertarik. Sekarang harganya sudah minimal Rp500 jutaan. Sama seperti di Surabaya Barat, dulu juga tidak ada yang mau tinggal di situ, tapi sekarang banyak orang mau. Ini juga yang akan dialami Surabaya Timur, khususnya kawasan Suramadu. Karena di Barat sudah ramai, sekarang Pemkot ingin mengembangkan wilayah Timur dan Utara, biar merata," jelasnya.

Tidak hanya itu, kawasan Suramadu juga akan semakin strategis setelah dikelilingi sarana olahraga bertaraf internasional, yakni Surabaya International Velodrome dan Indoor Shooting Range. Pemkot Surabaya punya rencana menjadikan kedua arena tersebut sebagai tempat berlangsungnya kejuaraan internasional.

Itu belum ditambah dengan rencana pembangunan cable car yang diinisiasi Pemkot Surabaya untuk mendukung Suramadu sebagai kawasan wisata bertaraf internasional. Jalur cable car itu akan membentang di sepanjang Pantai Kenjeran Surabaya.

"Saya optimistis rencana ini akan mampu mempercepat terealisasinya kawasan resor pantai untuk mendorong tumbuhnya bisnis properti di kawasan tersebut. Harapannya bisa seperti kawasan wisata Ancol di Jakarta," ucap Satrio.

Saat ini PT PP Properti Tbk (Persero) melalui anak usaha PT PP Properti Suramadu berencana ikut meramaikan calon kawasan wisata pantai terbesar di Indonesia bagian Timur itu dengan mengembangan proyek superblok bernuansa resor pantai seluas 5,6 hektare. Superblok yang umumnya berada di tengah kota dan Surabaya Barat ke Tambak Wedi (Suramadu) akan dipindah ke situ.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com