JAKARTA, KOMPAS.com - Selama Ramadhan dan jelang Lebaran 2019, harga jual properti khusus hunian berjalan stagnan.
Hal ini menyusul menurunnya kurva harga jual yang diperlihatnya dalam rentang enam bulan sejak kuartal IV 2018 hingga Kuartal I-2019.
"Harga jual ini terus menurun dan ada kecenderungan stagnan. Sementara properti sewa lebih fluktuatif," kata CEO Leads Property Hendra Hartono kepada Kompas.com, Rabu (15/5/2019).
Stagnasi harga jual ini, kata Hendra, dipengaruhi kondisi makro. Terlebih isu perang dagang China dan Amerika Serikat yang membuat stock price dan rupiah bergejolak.
Baca juga: Dekorasi Lebaran ala Maroko untuk Rumah Sempit
Fenomena ini terjadi terutama untuk properti kelas menengah atas. Karena menurut Hendra, konsumen properti kelas menengah atas memiliki latar belakang yang berhubungan dengan pergerakan saham dan nilai tukar.
Namun demikian, Hendra memperkirakan situasi ini akan berangsur-angsur pulih saat kabinet pemerintahan baru terbentuk pada 20 Oktober mendatang.
Pemulihan ditandai dengan kenaikan harga sekitar 1 persen hingga 5 persen yang akan diawali oleh properti premium di lokasi strategis.
"Permintaan akan meningkat, seiring beroperasinya MRT Jakarta. Mereka akan berlomba membeli properti strategis di sekitarnya," imbuh Hendra.
Dia mengilustrasikan, jika saat ini harga penawaran atau asking price Rp 60 juta per meter persegi, akan naik menjadi Rp 63 juta per meter persegi.
"Ini publish rate ya dan bisa jadi harga transaksinya akan berbeda," ucap Hendra.
Sementara untuk rental price, dari semua Rp 450.000 per meter persegi per bulan menjadi Rp 475.000 per meter persegi per bulan.
Kenaikan ini dipicu juga oleh tingkat okupansi yang mencapai 70 persen hingga 80 persen. Terutama di gedung-gedung baru yang menawarkan teknologi cerdas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.