JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah pembangunan jalan tol yang masif, PT Jasa Marga (Persero) Tbk tetap mencatat pertumbuhan pendapatan dan EBITDA sepanjang 2018.
Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani menjelaskan, EBITDA yang tercatat sebesar Rp 6,02 triliun atau tumbuh 9,89 persen dibandingkan 2017.
Sementara, pendapatan usaha di luar konstruksi tercatat Rp 9,78 triliun atau naik 9,67 persen dari tahun sebelumnya.
Pendapatan tersebut berasal dari pendapatan tol sebesar Rp 9,04 triliun atau naik 9,12 persen dan pendapatan usaha lain sebesar Rp 748,12 miliar atau melonjak 16,82 persen.
Baca juga: Jasa Marga Incar Pengoperasian 245 Kilometer Tol Baru
"Pada intinya, 2018 adalah tahun investasi yang sangat masif. Kami selesaikan lebih dari 300 kilometer ruas tol baru, sehingga kondisi tersebut memerlukan capex yang tinggi. Namun demikian, Jasa Marga bisa menghasilkan kinerja keuangan yang tetap stabil," kata Desi setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan 2018 di Jakarta, Senin (6/5/2019).
Secara keseluruhan, ada tujuh jalan tol baru yang diselesaikan Jasa Marga dengan akumulasi panjang mencapai 318,75 kilometer.
Dengan capaian tersebut, panjang jalan tol yang telah dioperasikan Jasa Marga hingga akhir 2018 mencapai 1.000 kilometer.
Ketujuh jalan tol baru itu adalah Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi Segmen SS Tanjung Morawa-SS Parbarakan (10,75 km), Bogor Ring Road Segmen Kedung Badak-Simpang Yasmin (2,65 km), dan Batang-Semarang (75 km).
Kemudian, Semarang-Solo Segmen Salatiga-Kartasura (32,65 km), Solo-Ngawi (90,43 km), Ngawi-Kertosono-Kediri segmen Ngawi-Kertosono (87,02 km), dan Gempol-Pasuruan segmen Rembang-Pasuruan (Grati) (20,25 km).
"Beroperasinya jalan tol baru juga menyumbang pertumbuhan aset dari sisi hak pengusahaan jalan tol sebesar Rp 6,29 triliun atau meningkat 11,24 persen dari tahun 2017. Sehingga, total aset Jasa Marga pada tahun 2018 tercatat Rp 82,42 triliun," ungkap Desi.
Untuk percepatan pembangunan tol, Jasa Marga terus berupaya memperkuat struktur permodalan perseroan.
Pada 2018, emiten berkode JSMR itu menerbitkan alternatif produk pendanaan dengan skema Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT).
RDPT ini merupakan pendanaan yang bersifat ekuitas di pasar modal, sehingga perseroan dapat mengurangi ketergantungan terhadap pendanaan yang bersifat hutang.
Dengan demikian, perseroan dapat menjaga kesehatan finansial perusahaan di tengah ekspansi yang dilakukan.
Selain RDPT, sepanjang 2018, Jasa Marga juga menandatangani perjanjian sindikasi kredit dengan total Rp 30,03 triliun untuk pembangunan sejumlah ruas tol, seperti Tol Kunciran-Serpong, Jakarta-Cikampek II (Elevated), Bogor Ring Road, Balikpapan-Samarinda, dan Batang-Semarang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.