Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atap Hijau Dipercaya Dapat Tingkatkan Kualitas Udara Ruangan

Kompas.com - 30/04/2019, 22:30 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sumber phys.org

KOMPAS.com - Atap hijau banyak dilirik sebagai salah satu alternaif penghijauan di perkotaan. Atap ini dibuat dari lapisan anti air, penghalang akar, sistem drainase, dan media tumbuh bagi tanaman.

Studi yang dilakukan ilmuwan dari Portland State University menemukan bahwa atap hijau memiliki fungsi lain selain mmenyediakan ruang ekstra untuk menanam tanaman.

Dilansir dari situs Phys.org, atap ramah lingkungan ini dapat meningkatkan kualitas udara di dalam bangunan dengan mengurangi tingkat ozon yang masuk dari luar.

Baca juga: Atap Hijau Gedung Mampu Mereduksi Panas Matahari 60 Persen

Para ilmuwan melakukan riset pada bangunan komersial di Portland. Para peneliti memasang perangkat di atap, yang ditempatkan antara lapisan atap tradisional dan atap hijau.

Perangkat tersebut mengukur tingkat ozon udara di sekitar gedung.

Mereka menemukan bahwa tanaman di atap membantu memerangkap ozon, dan mencegahnya masuk ke dalam bangunan.

Proses memerangkap ozon disebut pengendapan kering, di mana partikel di udara menumpuk di permukaan padat.

Atap hijauInhabitat Atap hijau
Proses pengendapan kering benar-benar alami dan telah terbukti sebagai cara yang efektif untuk menyaring udara.

Sebelumnya, para ilmuwan tidak mengetahui bahwa atap hijau mampu memerangkap ozon dan meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan.

Selain itu, manfaat lain dari atap ini adalah mampu menyaring karbon dioksida, mengurangi limpasan air berlebih setelah badai besar, serta mengurangi panas di lingkungan perkotaan.

Tak hanya itu, fungsi lain atap hijau juga dapat digunakan sebagai kebun untuk menanam tumbuhan yang dapat dibudidayakan.

Namun penelitian tersebut hanya berlangsung selama beberapa hari. Mereka mengakui masih banyak studi yang bisa digunakan untuk mengukur kadar polutan yang terperangkap dalam jangka waktu lama. Selain itu, apra peneliti juga ingin melihat polutan lain selain ozon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau