Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Kota Dipindahkan, Apa Urgensinya?

Kompas.com - 30/04/2019, 17:32 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk memindahkan ibu kota ke luar Pulau Jawa. Hal tersebut terungkap saat rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Senin (29/4/2019).

Lantas, apa urgensi pemindahan ibu kota tersebut?

Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, munculnya rencana pemindahan tersebut sebagai bagian dari upaya mendukung DKI Jakarta.

Wilayah yang dipimpin Gubernur Anies Baswedan ini punya beban yang cukup besar. Mulai dari banjir, kemacetan, hingga tingginya angka urbanisasi.

Baca juga: Biaya Pindah Ibu Kota Rp 466 Triliun Masih Bisa Dihemat

"Itu salah satunya, daya dukung Jakarta," kata Basuki menjawab Kompas.com, Selasa (30/4/2019).

Dengan pemindahan ini, diharapkan konsentrasi penduduk juga akan lebih tersebar. Selama ini, Pulau Jawa menampung hampir 57 persen dari total penduduk di seluruh Indonesia.

"Kemudian Sumatera 21 persen, lainnya ada yang 6 persen, 7 persen, 3 persen. Jadi untuk penyebaran juga," sebut Basuki.

Terakhir, pemindahan ini diharapkan juga akan mendukung percepatan pembangunan di daerah. Dengan demikian, masyarakat akan lebih merasakan pemerataan pembangunan yang dilakukan pemerintah.

Baca juga: Kementerian PUPR Punya Desain Ibu Kota Baru Bernama Kota Pancasila

Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, Presiden berencana ingin memindahkan ibu kota ke luar Jawa.

"Dalam rapat tadi diputuskan, Presiden memilih alternatif ketiga yaitu memindahkan ibu kota ke luar Jawa. Ini barangkali salah satu putusan penting yang dilahirkan hari ini," kata Bambang.

Menurut dia, keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan agar Indonesia tidak Jawa sentris. Diharapkan nantinya pertumbuhan ekonomi bisa merata di setiap wilayah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau