JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga menuturkan progres rekontsruksi dan rehabilitas bangunan rusak pasca-bencana Lombok 2018.
Pihaknya saat ini tengah mengerjakan 61.000 rumah, serta 400 fasum dan fasos dari total 225.000 bangunan rusak yang harus diperbaiki.
“Data sampai saat ini 61.000 rumah sedang dikerjakan. Kalau untuk fasum dan fasos 400-an, ada yang sementara dan permanen,” kata Danis di Jakarta, Senin (22/4/2019).
Danis menuturkan, proses rekonstruksi dan rehabilitasi dilakukan secara bertahap, dan selesai empat bulan ke depan.
Sementara, rumah yang sudah selesai dikerjakan mencapai 23.000 rumah, terdiri dari sekitar 5.000 rumah rusak berat, 3.800 rumah rusak sedang, dan 14.000 rumah rusak ringan.
Baca juga: Pemerintah Klaim Salurkan Rp 5,1 Triliun Perbaiki Rumah Lombok
Danis mengungkapkan, rumah-rumah yang diperbaiki dan dibangun kembali di Lombok merupakan rumah tahan gempa bumi.
Rumah tersebut berupa Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) dan Rumah Instan Konvensional (Riko).
“Kebanyakan rumah tahan gempa. Ada Risha, rumah konvensional tahan gempa, dan lain-lain. Diuji sesuai gempa yang terjadi enggak goyang,” ucapnya.
Sebelum diimplementasikan, aku Danis, rumah-rumah ini telah diuji coba dengan kekuatan gempa 5,3 magnitudo. Hasilnya, rumah tersebut tidak mengalami guncangan dan keretakan.
Danis mengharapkan rumah Risha dan Riko tahan terhadap gempa sampai kekuatan 7 magnitudo.
“Desainnya kuat, sekitar 6 sampai 7 skala Richter tahan. Jadi tergantung lokasinya di mana, episentrum, bukan hanya besarannya,” imbuh Danis.
Ada pun dana yang sudah disalurkan kepada masyarakat di Lombok dan daerah sekitarnya yang terdampak bencana senilai Rp 5,1 triliun, sedangkan untuk fasum dan fasos Rp 900 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.