KOMPAS.com - Siapa tak kenal Museum Louvre di Paris, Perancis? Sebagai salah satu destinasi wisata di Perancis, museum ini juga merupakan bagian dari karya seni.
Salah satu yang mencolok adalah piramida kaca di pintu masuknya. Struktur yang dibangun pada 1985 ini mencakup kaca dan baja setinggi 21 meter.
Pada awalnya, banyak warga Paris yang menyangsikan pembangunan struktur ini. Mereka mempertanyakan mengapa harus mengambil bentuk piramida.
Banyak orang yang menganggap piramida mengingatkan akan Mesir.
Sebelumnya, museum ini tak pernah direnovasi selama beberapa dekade. Bangunan museum hanya dapat menampung pengunjung dalam jumlah terbatas.
Hal ini diperparah dengan kondisi lalu lintas serta polusi yang mengganggu pengunjung saat memasuki gedung.
Untuk itu, Presiden Perancis kala itu, Francois Mitterand mengumumkan akan meluncurkan proyek untuk merestorasi Louvre.
Untuk mengembangkan proyek ini, Mitterand menggandeng arsitek I.M Pei yang sebelumnya dikenal dengan karya National Gallery Washington dan Fine Arts Museum di Boston.
"Kami ingin memberikan Louvre pusat baru," ujar sang arsitek kala itu.
"Sebuah ruang penerimaan, area yang luas dengan cahaya," lanjutnya.
Namun Pei saat itu belum menyimpulkan akan membuat struktur berbentuk piramida. Pada awalnya dia mengatakan akan membuat gedung dengan bentuk kubah atau kubus yang memanjakan mata.
Pada akhirnya, dari beberapa bentuk yang diusulkan dipilihlah model piramida. Struktur ini kemudian diputuskan menjadi salah satu pintu masuk ke dalam museum.
Satu per satu seluruh struktur tersebut disusun bersamaan dengan 86.100 kilogram baja dan 95.200 pelat alumunium.
Untuk membangun struktur ini, Pei membutuhkan waktu dua tahun lamanya. Namun ternyata, proyek renovasi ini berjalan lebih luas.
Tak hanya membangun struktur untuk memperkenalkan museum baru, seluruh bangunan museum lama juga direnovasi.
Hal ini membuat Pei harus membangun beberapa bangunan tambahan di sisi lain gedung.
Saat ini, Museum Louvre merupakan satu-satunya museum dengan karya seni yang menjadi pintu masuknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.