JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pembentukan holding BUMN akan terus didorong guna meningkatkan kemampuan setiap perusahaan pelat merah.
Dalam waktu dekat akan dibentuk holding infrastruktur yang terdiri atas sejumlah BUMN karya.
Namun, tidak menutup kemungkinan akan dibentuk holding lain yang berkaitan dengan migas, pertanian hingga perkebunan.
"Akan ada holding-holding yang atasnya akan ada super holding. Oleh sebab itu BUMN kita ke depan harus berani keluar kandang, ke luar negeri, membuka pasar, membuka jaringan-jaringan, membuka networking, sehingga swasta nanti bisa masuk dan mengikuti mereka," tutur Jokowi saat debat Pilpres 2019 putaran kelima di Jakarta, Sabtu (13/4/2019).
Baca juga: Dampak Pembangunan Infrastruktur Tak Bisa Langsung Dirasakan
Dengan kemampuan holding yang demikian, imbuh Jokowi, mereka akan memiliki kemampuan lebih dalam mencari modal.
Sehingga mereka dapat mengerjakan sejumlah pekerjaan besar, tak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri.
Seperti salah satu BUMN karya yang kini sudah cukup aktif dalam mengerjakan proyek di Timur Tengah. BUMN tersebut tak hanya membangun proyek infrastruktur tetapi juga proyek hunian.
"Dan pabrik PT INKA (Persero) kita sudah mengekspor kereta api ke Bangladesh dalam jumlah tidak sedikit," ungkap Jokowi.
Untuk diketahui, setekah pada 2016 dan 2006 lalu sukses mengirim total 200 unit gerbong kerata api, tahun ini sebanyak 250 gerbong kereta api kembali diekspor PT INKA (Persero) ke Bangladesh.
Sebanyak 15 unit gerbong pertama dikirim melalui jalur laut dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Minggu (20/1/2019).
Sebanyak 250 unit gerbong kereta untuk Bangladesh Railway itu masing-masing 50 gerbong tipe Broad Gauge (BG), dan 200 gerbong tipe Meter Gauge (MG).
PT INKA (Persero) merupakan pemenang tender dalam pengadaan kereta penumpang untuk Bangladesh Railway pada 2017 dengan total nilai kontrak sebesar 100,89 juta dollar AS.
Pada 2016, PT INKA juga telah mengekspor 150 unit gerbong dengan nilai kontrak senilai 72,39 juta dollar AS, dan 50 unit sebelumnya pada 2006 dengan nilai kontrak sebesar 13,8 juta dollar AS.
Dengan prestasi tersebut, Jokowi optimistis, langkah BUMN tersebut akan diikuti oleh swasta dan perusahaan kecil lainnya.
"Sehingga ketarik semua, ekonomi kita bisa jadi besar bila melakukan apa yang tadi saya sampaikan," ucap Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.