Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MRT Jakarta Bisa Dikatakan Sukses jika Memenuhi Dua Indikator

Kompas.com - 09/04/2019, 22:30 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Transportasi Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) DKI Jakarta Reza Firdaus mengatakan, ada dua indikator kehadiran moda raya terpadu (MRT) di Jakarta bisa dikatakan sukses.

Indikator pertama yaitu dilihat dari seberapa banyak orang yang menggunakannya alias jumlah penumpang per hari. Hal itu menunjukkan antusiasme masyarakat untuk memanfaatkan moda transportasi massal ini.

“Kalau yang dimaksud adalah jumlah penumpangnya, ya sudah berhasil. Sudah memenuhi target,” ucap Reza kepada Kompas.com, Selasa (9/4/2019).

Mengacu pada data dari Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin, setelah MRT beroperasi secara resmi sejak Senin (25/3/2019), rata-rata jumlah penumpang pada hari kerja sebanyak 60.000 sampai 70.000 orang per hari.

Sementara pada akhir pekan dan hari libur nasional, jumlah penumpang bisa mencapai 100.000 orang per hari.

Bahkan, terjadi lonjakan jumlah penumpang yang paling banyak pada Sabtu (30/4/2019), yaitu 160.000 penumpang.

Baca juga: Setelah Bertarif, MRT Jakarta Diisi 60.000-70.000 Penumpang Per Hari

Kemudian, pada bulan April, tercatat rekor jumlah penumpang tertinggi yakni sebanyak 116.000 orang pada Rabu (3/4/2019).

Reza melanjutkan, indikator kedua yaitu jumlah orang yang mau berpindah dari penggunaan kendaraan pribadi ke angkutan umum seperti MRT. Sebab, hal itu akan memengaruhi angka kemacetan lalu lintas dan lingkungan di sekitarnya.

“Dianggap sukses apabila sudah banyak pengguna kendaraan pribadi beralih ke MRT sehingga kemacetan berkurang, waktu tempuh lebih cepat, polusi berkurang, emisi karbon dari pembakaran bensin berkurang, lingkungan lebih sehat, dan kualitas hidup meningkat,” tutur Reza.

Menurut dia, berbagai faktor tersebut belum bisa diketahui hasil perkembangannya karena belum ada studi yang dilakukan, dan MRT pun baru beroperasi secara resmi belum sampai satu bulan.

Selain itu, MRT di Jakarta ini juga merupakan pembangunan fase pertama dari daerah selatan ke pusat Ibu Kota, yaitu dari Lebak Bulus sampai Bundaran HI, sehingga masih banyak wilayah yang belum terjangkau.

“Ini baru tahap awal sekali. Belum ada sebulan beroperasi. Baru satu koridor dan belum terintegrasi ke public transport lain,” imbuh Reza.

Namun, dia meyakini bahwa perkembangan pembangunan transportasi publik di Jakarta akan berjalan ke arah sana.

Perpindahan ini mirip ketika bus transjakarta baru hadir di Ibu Kota pada awal tahun 2004.

Saat itu butuh proses waktu bagi masyarakat untuk mau berpindah dari bus kota seperti Metromini dan Kopaja, kemudian lama-kelamaan menggunakan bus transjakarta.

Sebagai informasi, sesuai data yang dihimpun Kompas.com, jumlah penumpang bus transjakarta dalam lima tahun terakhir secara total sebanyak 111,96 juta orang pada 2014, 102,95 juta penumpang pada 2015, 123,70 juta penumpang pada 2016, 144,85 juta penumpang pada 2017, dan 189,77 juta penumpang pada 2018.

Direktur Utama PT Transportasi Agung Wicaksono mengungkapkan, pihaknya menargetkan peningkatan jumlah penumpang sampai 231 juta orang untuk tahun 2019. 

Sementara itu, menurut catatan Institute for Transportation and Development Policy (ITDP), hingga saat ini rata-rata jumlah penumpang bus transjakarta sebanyak 663.000 orang per hari.

Angka tersebut mengalami kenaikan dari 297.000 penumpang per hari yang tercatat pada Januari 2016. Dengan kata lain, melonjak 120 persen dalam waktu kurang dari tiga tahun.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com