Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unik, Atap Bangunan Ini Bisa Bergerak

Kompas.com - 08/04/2019, 17:19 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Inovasi baru datang dari gedung The Shed di kompleks Hudson Yards. Bangunan ini dirancang dengan atap yang dapat bergerak untuk membuat sebuah ruang pertunjukan semi terbuka.

Fast Company, Senin (8/4/2019) mengabarkan, bangunan ini dirancang dengan atap atau lebih tepatnya pelapis struktur yang dapat bergerak.

Hal ini memungkinkan halaman di samping bangunan diubah menjadi ruang pertunjukan.

Halaman tersebut dapat diubah menjadi ruang pertunjukan seluas 17.000 meter persegi. Ruangan ini bisa digunakan sebagai tempat konser, pertunjukan dengan skala besar, dan ruang instalasi raksasa.

Bangunan ini didesain oleh Diller Scofio+Renfro (DSR) dan Rockwell Group. The Shed dirancang dengan atap berbentuk U.

Uniknya, atap gedung dirancang agar fleksibel sehingga bisa bergerak dan mampu menggandakan ukuran kompleks seni.

The Shed dibangun dengan beragam fungsi yakni museum, galeri terbuka, teater dengan 500 kursi, dan tempat acara. The Shed The Shed dibangun dengan beragam fungsi yakni museum, galeri terbuka, teater dengan 500 kursi, dan tempat acara.

"Gedung ini dirancang agar fleksibel, cukup fleksibel sehingga dapat berubah ukuran menjadi lebih luas, tergantung kebutuhan," ujar co-founder DSR, Elizabeth Diller seperti dilansir dari Dezeen.

Atap bangunan dibangun di atas roda setinggi 1,8 meter yang dapat bergerak di sepanjang rel kereta api.

Menurut Scott Lomax, kepala senior di perusahaan teknik Thornton Tomasetti, salah satu tantangan terbesar dengan proyek ini adalah bahwa sistem mekanik yang mampu memindahkan struktur atap.

Sistem ini dirancang secara sesederhana mungkin. Untuk menggerakkan atap, para teknisi menciptakan mekanisme yang mirip sistem dalam crane gantry atau kereta gantung kabel.

"Memindahkan atap di sepanjang trek sepanjang 83 meter dengan kecepatan sekitar 402 meter per jam membutuhkan waktu sekitar lima menit, dan menggunakan 180 tenaga kuda," ujar Lomax.

Lomax mengatakan, pengunjung tidak akan melihat sistem mekanik sama sekali karena terletak di atas gedung dan bukannya menyumbat ruang di tanah.

"Di atas kami hanya memiliki roda dan jalan setapak. Ini seperti troli belanja besar yang bergerak bolak-balik." kata Lomax.

Atap bangunan terlihat ringan karena terbuat dari kerangka baja berlapis panel ethylene tetrafluoroethylene (EFTE).

Gedung ini terletak tepat di sebelah struktur tangga berbentuk sarang lebah bernama Vessel.

Meski Vesel dianggap sebagai struktur yang dibangun tanpa tujuan jelas, The Shed berambisi untuk menjadi pusat artistik yang bagi seniman yang di kota ini.

Selain itu, The Shed juga memberikan ruang kolaborasi antar seniman.

Setiap elemen arsitektur dari The Shed dirancang untuk menyediakan infrastruktur yang diperlukan bagi segala jenis seni, baik itu lukisan dan pertunjukan tradisional atau lebih banyak instalasi.

The Shed dibangun dengan beragam fungsi yakni museum, galeri terbuka, teater dengan 500 kursi, dan tempat acara.

Sedangkan interior gedung dirancang tanpa kolom sehingga sesuai digunakan untuk pertunjukan.The Shed Sedangkan interior gedung dirancang tanpa kolom sehingga sesuai digunakan untuk pertunjukan.
Sedangkan interior gedung dirancang tanpa kolom sehingga sesuai digunakan untuk pertunjukan. Selain itu, dinding bangunan terbuat dari kaca.

Ketika merancang atap ini, Diller mendapat inspirasi dari bangunan industri serta karya arsitek Cedric Price.

Dari Price, Diller mengambil ide arsitektur sebagai infrastruktur yang juga menginspirasi arsitek Richard Rogers dan Renzo Piano untuk mendesain Centre Pompidou di Paris pada 1977.

Pembangunannya menghabiskan dana sekitar 400 juta dollar AS atau sekitar Rp 5,66 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com