KOMPAS.com - Dunia teknik dan arsitektur lekat dengan peran pria. Namun siapa nyana, ternyata peran perempuan juga makin meningkat. Bahkan turut berkontribusi dalam membentuk wajah dunia arsitektur.
Beberapa nama perempuan-perempuan arsitek ini tak asing di telinga. Sebut saja Zaha Hadid atau Norma Merrick Sklarek yang mampu mencatatkan namanya di berbagai penghargaan dengan karya-karya yang menakjubkan.
Hal ini tentu menjadi bukti bahwa karya aristektur perempuan juga tak kalah dengan para pria, seperti:
Julia Morgan dikenal sebagai perempuan pertama yang mempelajari arsitektur di Ecoles des Beaux-Arts di Paris, Perancis. Dia juga menjadi perempuan pertama yang menerima lisensi arsitek California pada 1904.
Selama hampir 50 tahun Morgan mengabdikan hidupnya pada dunia arsitektur. Sepanjang hidupnya, Morgan telah merancang lebih dari 700 bangunan.
Karya Morgan meliputi Gereja Presbiterian St John di Berkeley, Asilomar YWCA di Pasific Grove, dan The Hearst Castle di San Simeon.
Meski telah tutup usia pada 1957, Morgan pernah meraih medali emas dari The American Institute of Architects (AIA) pada 2014. Bahkan dia menyandang gelar sebagai perempuan pertama yang menerima penghargaan tersebut.
Bangunan itu terdiri dari serangkaian pesawat bersudut tajam yang strukturnya menyerupai burung sedang terbang.
Pada 1994, karyanya terpilih untuk Cardiff Bay Opera House di Wales. Inilah yang membuat nama Hadid makin bersinar, meski nyatanya bangunan tersebut tak jadi dibangun.
Karya-karyanya yang kemudian dibangun termasuk proyek perumahan untuk IBA Housing di Berlin, ruang pameran Mind Zone di Millenium Dome London, dan Land Formation One di Weil am Rhein.
Kesuksesan besarnya diraih kala desainnya pada 1998 terpilih untuk Rosenthal Center for Contemporary di Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat.
Proyek di AS itu membuahkan dua penghargaan bagi Hadid, yaitu British Architects Award pada 2004 dan American Architecture Award pada tahun berikutnya.
Setelah itu, bertahun-tahun kemudian karya-karya fenomenalnya mulai dibangun, seperti museum seni kontemporer MAXXI di Roma, Heydar Aliyev Center, London Aquatics Center, Eli and Edythe Broad Art Museum, Michigan State University, Gedung Opera Guangzhou, dan masih banyak lagi.
Melansir Arch Daily, Bo Bardi merupakan lulusan Univesity of Rome. Selepas menamatkan studinya, dia kemudian bekerja sebagai editor di majalan Quiaderni di Domus.
Setelah Perang Dunia II, Bo Bardi kemudian pindah ke Brasil tepatnya di Rio de Janeiro bersama dengan suaminya.
Setelah menghabiskan beberapa waktu di kota itu, dia kemudian pindah ke Sao Paolo dan mulai mepelajari budaya, seni, dan tradisi Brasil.
Pada tahun 1950 ia memulai majalah Habitat dan setahun setelahnya pada tahun 1951 Bo Bardi mulai merancang rumah pertama.
Rancangannya pertamanya berupa sebuah Casa de Vidro, rumah kaca di Morumbi, Sao Paulo. Rumah itu dianggap sebagai salah satu karya paradigmatik seni rasionalis di Brasil.
Kemudian, pada tahun 1957, ia mulai membangun Museum Seni Sao Paulo (MASP).
Setelah itu, berturut-turut Bo Bardi merancang berbagai bangunan yang terinspirasi dari kekayaan Brasil dan budayanya, seperti restorasi Chame-Chame House, Sesc Pompeia, Centro de Lazer Fábrica da Pompéia, dan Teatro Oficiana.
Meski begitu, karyanya tidak hanya terbatas di bidang arsitektur. Bo Bardi ternyata juga piawai dalam desain grafis, seni, dan merancang furnitur.
Meski lahir di AS, namun karya Mahony di kenal luas di Australia. Obituari New York Times menyebutkan, sebelum terjun dalam dunia arsitektur, dia pernah menerima pelatihan di Massachusetts Institute of Technology.
Setelah itu, dia kembali ke Chicago dan bekerja dengan sepupunya Dwight Perkins di sebuah studio yang digunakan bersama beberapa arsitek lain, termasuk Wright.
Dari sini, Mahony kemudian bertemu dengan aristek legendaris tersebut dan menjadi karyawan pertamanya.
Bersama dengan suaminya, Walter Burley Griffin, Mahony memenangkan kompetisi untuk merancang ibu kota Australia yang baru, Canberra.
Dia membuat 14 gambar presentasi yang dalam kain satin. Gambar-gambar buatannya itulah yang membuat Griffin memenangkan kompetisi.
Mereka pindah ke Australia pada tahun 1914. Hanya sebagian kecil dari rancangan Canberra yang dieksekusi.Meski begitu, Griffin berhasil membangun beberapa gedung lain di sana.
Setelah bekerja untuk beberapa perusahaan besar, Laman Biography menyebutkan, Sklarek menjadi wanita kulit hitam pertama yang menerima penghargaan dari American Institute of Architects.
Pencapaiannya tak berhenti sampai di situ, pada 1985, Skarlek bersama dengan Margot Siegal dan Katherine Diamond membentuk salah satu firma arsitektur milik wanita yang terbesar di negara itu.
Firma yang dinamai Siegel, Sklarek, Diamond tersebut menjadi biro arsitektur pertama yang didirikan oleh perempuan kulit hitam.
Karya-karyanya yang terkenal antara lain, Fox Plaza di San Francisco, California Mart di Los Angeles, San bernardino Citu Hall di San Bernardino, serta Pacific Design Center di Los Angeles.
Dia juga merancang gedung Kedutaan Besar AS di Tokyo dan Mall of America di Minneapolis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.