KOMPAS.com – Belakangan, wajah kota banyak dihiasi dengan hunian vertikal alias apartemen seiring dengan terbatasnya lahan kosong di kota besar.
Hal yang sama terjadi di Jakarta. Keterbatasan lahan yang menyebabkan melambungnya harga tanah, melahirkan opsi baru untuk memiliki apartemen—yang notabene masih dapat dijangkau dibandingkan rumah tapak—sebagai hunian.
Pada 2014, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch IPW, Ali Tranghada, memperkirakan bahwa apartemen akan menjadi model hunian lazim 10 tahun mendatang untuk kota-kota besar di Indonesia semisal Jakarta.
(Baca juga: Siap atau Tidak Siap, Apartemen Jadi Hunian Wajib Masa Depan)
Meski demikian, jalan keluar menjadikan apartemen sebagai pilihan hunian belum tentu cocok mengingat ukurannya biasanya terbatas. Bagaimana kalau ruang apartemen tak cukup menampung seluruh anggota keluarga atau bahkan barang-barang yang kadung dimiliki?
Jika di apartemen, yang ada adalah ruang hijau publik, bukan halaman pribadi. Kemudian, umumnya apartemen pun memiliki lobi dan ada petugas keamanan yang siaga 24 jam.
Apartemen memang lekat dengan gaya hidup praktis yang segalanya harus disiasati. Termasuk soal terbatasnya ruang.
Tips agar nyaman
Perhatikan cara pengaturan ruangan, dan penempatan barang agar hunian untuk diri sendiri sekaligus keluarga bisa leluasa ditempati dengan nyaman.
Dilansir dari forbes.com, Rabu (7/9/15) ada beberapa tips yang bisa diterapkan.
Pertama, gunakan furnitur yang multifungsi. Pada hunian apartemen, memakai perabotan yang bisa berguna lebih dari satu manfaat dapat menghemat ruangan.
Rak buku, misalnya, bisa sekaligus menjadi pembatas ruangan antara ruang tengah dan ruang makan. Sofa atau meja yang dilipat ketika tidak terpakai juga bisa membuat ruangan lebih leluasa.
Kedua, manfaatkan setiap pojokan atau celah kecil. Daripada menaruh barang di tempat sembarangan dan memakan tempat, pakai celah-celah ruangan sebagai lemari penyimpan barang.
Desainer interior asal Jepang, Atelier Bow-Wow ikut berkontribusi untuk memikirkan sedemikian rupa bagaimana mengaplikasikan the art of spacious living sebagaimana di negaranya.
Meski dengan luas yang terbatas, The Loggia memiliki dua sampai tiga kamar lengkap dengan dapur dan ruang tengah. Konsep penempatan furniturnya sudah disesuaikan agar barang-barang pemilik bisa muat dan tidak memakan tempat.
Lokasinya pun cukup strategis, di wilayah Duren Tiga, Jakarta Selatan yang dekat dengan akses publik seperti stasiun dan jalan tol.
Kalau ruang yang terbatas sudah bisa disiasati, ditambah dengan lokasi juga strategis, tak ada alasan untuk menjadikan apartemen sebagai hunian nyaman dan layak tinggal di Jakarta, bukan?