Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tol Sedyatmo Dianggap Penting dalam Pengembangan Aeropolitan

Kompas.com - 05/03/2019, 21:17 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran Tol Sedyatmo atau Tol Bandara tak hanya menjadi ruas penting dalam menghubungkan pusat kota Jakarta dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, juga berperan dalam pengembangan Kawasan Aeropolitan.

Ada beberapa lokasi yang terbantu dengan keberadaan tol ini, seperti kawasan Pegudangan Kosambi, hingga Cengkareng Business Center.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Pieter Abdullah menanggapi pernyataan Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi yang menyebutkan sosialisasi kenaikan tarif Tol Sedyatmo tidak tepat.

Dia beralasan, yang harus dipertanyakan adalah kapasitas dan keandalan Tol Sedyatmo yang kian menurun sehingga tak lagi pantas disebut Tol Bandara.

Pieter tak sepakat dengan Tulus, karena menurutnya, sejak 2016 PT Jasa Marga Tbk, selaku pengelola jalan tol sepanjang 14,3 kilometer ini terus meningkatkan pelayanannya guna memenuhi standar pelayanan minimum (SPM).

"Saya kira masyarakat bisa melihat bagaimana perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan. Kalau selama ini ke bandara tidak bisa diprediksi waktu tempuhnya. Saya katakan sekarang sudah bisa diprediksi. Hal ini baik untuk kawasan sekitar bandara," kata Pieter dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Selasa (5/3/2019).

Berbagai peningkatan SPM telah dilakukan seperti operasionalisasi tujuh gardu Oblique Approach Both (OAB) di GT Cengkareng, 18 mobile reader, hingga integrasi tarif di GT Kamal 1 dan 3.

Baca juga: Kado Valentine Itu Urung Diberikan Jasa Marga

Selain itu, empat titik top up tunai di GT Cengkareng, GT Kapuk 1 dan GT Kamal 1, serta peningkatan kapasitas transaksi dari tujuh gardu menjadi sembilan gardu operasi juga telah dibuka.

Pieter mengatakan, dengan pemenuhan SPM yang terus dilakukan, kini jalan tol tersebut semakin lancar.

"Kalau dulu mungkin bisa dua sampai tiga jam, bahkan tidak bisa diprediksi. Sekarang satu jam-an lah, apa lagi saya tinggal di Pasar Minggu, keluar rumah saya langsung masuk JORR, lanjut Tol Sedyatmo, jadi sekarang sudah sangat cepatlah," imbuh Pieter.

Sebelumnya, Tulus menilai sosialisasi kenaikan tarif Tol Sedyatmo kurang tepat. Sebab, keandalan jalan tol ini kian dipertanyakan.

Baca juga: Jasa Marga Inspeksi Kendaraan Kelebihan Muatan di Jalan Tol Sedyatmo

Menurut dia, saat ini banyak pihak yang justru tidak memanfaatkan tol ini sebagai akses menuju bandara.

Sebaliknya, jalan tol ini justru lebih dimanfaatkan untuk menuju sejumlah lokasi yang berada di sekitar bandara, seperti Cengkareng, Rawabokor, hingga Tangerang.

"Mixed traffic inilah yang menyebabkan akses ke bandara sering terganggu dan mengakibatkan kemacetan karena terhambat exit toll di sekitar Tol Sedyatmo," kata Tulus.

Di samping itu, keandalan tol ini diperkirakan menurun seiring dengan meningkatnya kapasitas penumpang bandara.

Saat ini, jumlah penumpang Bandara Internasional Soekarno-Hatta mencapai 65 juta per tahun.  Jumlah tersebut diprediksi meningkat hingga mencapai 100 juta penumpang pada 2025.

"Jika jumlah penumpang 100 juta ini tercapai, artinya traffic di Tol Sedyatmo akan makin padat dan keandalannya makin menurun," tuntas Tulus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com