Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama di Indonesia, Pasar Alam Vida Terapkan Transaksi Non-tunai

Kompas.com - 25/02/2019, 18:33 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Perumahan Vida Bekasi menghadirkan satu fasilitas baru, Pasar Alam. Dirancang dengan konsep berkelanjutan, pedagang yang berjualan di pasar ini harus memiliki produk berkualitas.

Dengan konsep tersebut, Pasar Alam menjadi pasar pertama di Indonesia yang menerapkan transaksi non-tunai melalui kolaborasi dengan Go-Pay.

“Ini menjadi pasar pertama dengan sistem non-tunai 100 persen. Produk pangannya organik dan sehat. Kami ingin menjadi pasar yang ramah lingkungan dan ramah manusia,” ujar Manajer Pasar Alam, Indri Guli, ketika dihubungi Kompas.com, Senin (25/2/2019).

Selama ini pasar identik dengan kesan becek, bau, dan kumuh. Namun, Koperasi Sahabat Vida Sejahtera selaku pengelola pasar ingin menerapkan pengelolaan pasar yang bertanggung jawab.

Salah satunya dengan memilah dan mengolah sampah melalui fasilitas rumah kompos dan rumah pemulihan material yang tersedia di Perumahan Vida Bekasi.

“Kami bekerja sama dengan Waste4Change untuk mengurangi sebanyak mungkin sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah. Jadi sampahnya sudah dipilah dan diolah sedini mungkin,” ucap Indri.

Dari segi desain bangunan, pengelola pasar menggandeng arsitek Danny Wicaksono dari Studio Dasar yang mengaplikasikan tema rumah adat berkonsep terbuka.

Pasar ini terdiri dari 72 kios dan dirancang tanpa banyak sekat pembatas antara kios di bagian luar dan dalam sehingga terlihat lebih menyatu.

“Jadi pengunjung enggak merasa pengap dan panas, tapi rasanya nyaman. Hanya ada beberapa toko yang tertutup, tapi selebihnya terbuka,” imbuhnya.

Produk yang dijual di Pasar Alam Vida Bekasi.Koperasi Sahabat Vida Sejahtera Produk yang dijual di Pasar Alam Vida Bekasi.

Dia menambahkan, posisi Pasar Alam yang berada di Jalan Alun-alun Selatan Bumipala Vida Bekasi ini pun didesain terintegrasi dengan lapangan terbuka, masjid, dan fasilitas umum lain. Secara keseluruhan, luasnya mencapai 1 hektar.

Pengelola juga mengembangkan pasar ini untuk tujuan wisata dan edukasi. Masyarakat bisa belajar bercocok tanam tumbuhan organik dan hidroponik, serta mengolah tanah yang menghasilkan makanan sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau