Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditjen Bina Marga Terapkan "IoT" Percepat Proyek Jalan dan Jembatan

Kompas.com - 21/02/2019, 14:30 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemajuan teknologi mendorong Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menerapkan konsep Internet of Things (Iot), khususnya dalam pembangunan jembatan dan jalan. 

Dengan penerapan IoT dalam hal pengelolaan, target pembangunan jembatan dan jalan nasional di Indonesia pada 2019 sepanjang 525.629,93 meter.

"Dengan rincian 496.080 meter untuk jembatan dan 47.017 meter jalan," ujar Dirjen Bina Marga, Sugiyartanto, di Jakarta, Kamis (21/2/2019). 

Penerapan ini berdasarkan SK Menteri PUPR Nomor 290/KPTS/M/2015 Tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Nasional dan SK Menteri PUPR Nomor 248/KPTS/M/2015 Tentang Penetapan Ruas Jalan dalam Jaringan Jalan Primer menurut fungsinya sebagai Jalan Arteri (JAP) dan Jalan Kolektro-1 (JKP-1).

Konsep penerapan IoT untuk jalan dan jembatan

Penerapan IoT diprediksi dapat memberikan data yang lebih handal serta model yang presisi. Capaian yang diharapkan adalah tepat waktu, tepat penanganan, serta efisiensi dan pelayanan prima.

Baca juga: 1.070 Kilometer Jalan Tol Dikebut Tahun Ini

Namun teknologi ini membutuhkan masukan data yang diperoleh dari berbagai sumber. Input data yang dilakukan terdiri dari konstruksi, sensor, survei, inspeksi, drone, CCTV, dan laporan masyarakat.

Jembatan Kalikuto Jalan Tol Batang-Semarang.Baihaki/KONTAN Jembatan Kalikuto Jalan Tol Batang-Semarang.
Ada pula masukan yang diterima dari berbagai instansi seperti BPS, BMKG, Polisi, Kementerian Perhubungan, BNPB, dan lain-lain.

Setelah data diterima kemudian akan disimpan di di sistem penyimpanan awan (cloud storage) di Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN).

Data yang telah disimpan tersebut kemudian dapat diakses dan digunakan untuk berbegai kepentingan seperti survei, investigasi, desain, konstruksi, perawatan, dan lain-lain (P-SIDLAKOM )

Tahapan yang harus dilalui antara lain:

  • Digitalisasi dokumen yang disimpan di cloud service Pusdatin
  • Perbaikan bertahap kualitas pengumpulan data dari visual manual dengan otomatisasi
  • Merintis data real time terkait volume dan beban lalu lintas, serta kondisi jalan dan jembatan dengan pemasangan sensor
  • Menggunakan machine learning untuk mengolah data yang terkumpul
  • Menggunakan software COTS (Commercial off-the-shelf) berbasis web untuk asset management jalan, jembatan, dan keselataman
  • Memanfaatkan kecerdasan buatan untuk decision support system.

Penerapan teknologi ICT

Penerapan IoT dalam penyelenggaraan jaringan jalan berawal dari perencanaan dan pemrograman dengan memanfaatkansistem SiTIA dan IRMS V.3, kemudian dilanjutkan ke survei dan desain.

Ilustrasi internet of things.THINKSTOCKS Ilustrasi internet of things.
Proses ini memanfaatkan Sistem Informasi Investigasi Tanah baru setelah itu menuju ke proses akuisisi tanah dengan menggunakan Sistem Informasi dan Monitoring Pengadaan tanah jakan tol.

Baca juga: Pemerintah Optimistis Target 4.119 Kilometer Jalan Tercapai Tahun Ini

Setelah semua proses tersebut dilalui, selanjutnya baru dimulai proses konstruksi. Untuk ini nantinya bisa memanfaatkan Sistem Pengawasan Pekerjaan Konstruksi yang masih dalam tahap pembuatan di tahun 2019.

Lalu proses berlanjut ke pengoperasian dan pemeliharaan. Dalam proses ini ada beberapa alat bantu yang dapat dimanfaatkan yakni aplikasi jalan kita (JAKI) yang dapat memfasilitasi partisipasi masyarakat pengguna jalan dalam memberikan informasi terkait kondisi jalan dan jembatan di Indonesia.

Kemudian ada Inslop untuk inventarisasi dan inspeksi lereng dan Invi J yang berguna untuk inspeksi visual jembatan.

Lebih lanjut, ada aplikasi WIM Bridge sebagai salah satu alat bantu pengukuran beban kendaraan.

Dan terakhir ada Plato yang berguna untuk mendeteksi dan mengklasifikasi kendaraan sesuai dengan kategori yang dibutuhkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau