Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Koridor TB Simatupang Makin Diminati

Kompas.com - 13/02/2019, 17:30 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Perkembangan gedung perkantoran Jakarta tidak hanya terjadi di kawasan Sudirman, Thamrin, dan Kuningan yang dikenal sebagai kawasan segitiga emas.

Koridor TB Simatupang juga telah lama menjadi area berkantornya perusahaan-perusahaan raksasa yang bergerak di sektor minyak, gas, dan pertambangan.

Menurut Head of Research JLL Indonesia James Taylor, suplai kantor di kawasan segitiga emas memang banyak, tetapi ada juga perusahaan yang tidak ingin berkantor di pusat ibu kota ini karena beberapa alasan.

“Kadang ada juga perusahaan yang tidak mau di sana dan memilih lokasi lain, misalnya di TB Simatupang. Keuntungan yang didapat antara lain kualitas bangunannya tidak kalah bagus,” ujar James dalam pemaparannya di Jakarta, Rabu (13/2/2019).

Baca juga: Office One, Perkantoran Perdana Jasa Marga Siap Masuk Pasar

Keuntungan lain yang diperoleh yaitu perusahaan itu tidak akan terkendala kemacetan lalu lintas yang lebih sering terjadi di pusat kota.

Selain itu, saat ini akses transportasi di sekitar TB Simatupang semakin bagus dengan akan selesainya proyek mass rapid transit (MRT), selain jalan tol yang sebelumnya sudah ada.

“Faktor-faktor itulah yang membuat TB Simatupang jadi pilihan bagus buat perusahaan,” ucap James.

Mengacu pada survei yang dilakukan JLL, tingkat okupansi dan penyewaan ruang perkantoran khusus di kawasan TB Simatupang pada kuartal IV-2018 sebesar 76 persen.

Untuk kawasan lain, di Jakarta Barat 75 persen, Jakarta Timur 92 persen, Jakarta Utara 60 persen, Jakarta Selatan 80 persen, dan Jakarta Pusat 90 persen.

Adapun suplai perkantoran di kawasan non-CBD yang laku disewa pada kuartal IV-2018 seluas 16.000 meter persegi.

Baca juga: Perusahaan TI dan Co-working Dominasi Perkantoran CBD Jakarta

Sedangkan secara keseluruhan pada tahun 2018, luas ruang kantor yang berhasil diserap yakni 73.000 meter persegi.

Jumlah total ini mengalami penurunan dari tahun 2017 seluas antara 100.000 sampai 125.000 meter persegi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com