“Masjid-masjid di Timur Tengah itu biasanya ada dinding yang namanya mashrabiya, yaitu dinding bernapas dalam arti berlubang sebagai bentuk adaptasi dengan udara di sekitarnya yang panas dan lembab. Mashrabiya selalu dibuat dalam bentuk dekorasi yang rumit berdasarkan hitungan matematika juga,” ucap Cahyo.
Kemudian, komponen kedua yaitu helix. Ini merupakan bentuk kurva dalam ruang 3 dimensi dan juga menjadi bagian dari Matematika.
“Dua hal itulah yang coba kami sematkan di sini, mashrabiya dan helix. Ini bentuk interpretasinya dalam bahasa keteknikan. Kami ingin orang datang ke sini merasa bahwa ini memang mushala teknik. Makanya kalau dilihat bentuknya agak melintir,” imbuhnya.
Cahyo menuturkan, pembangunan mushala ini merupakan hasil kerja sama semua disiplin keilmuan di FTUI.
Dia pun mengharapkan tempat ini bisa menjadi inspirasi, sarana berkontemplasi, dan merasakan landscape lingkungan yang tertata lebih baik lagi.
Selain itu, mushala ini juga menjadi tempat berkembangnya ilmu pengetahuan untuk bisa disumbangkan pada peradaban manusia.
“Kami harap bisa jadi tempat di mana ilmu pengetahuan terus berkembang. Selain bisa dapat pahala karena ibadah, ilmu pengetahuan kita juga bisa terus berkembang,” pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.