Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YLKI: Tarif Mahal Bikin Tol Trans-Jawa Sepi

Kompas.com - 08/02/2019, 09:06 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tarif Tol Trans-Jawa dinilai masih terlalu mahal, terutama oleh kalangan pelaku bisnis logistik. Hal ini membuat mereka lebih memilih jalur arteri. Akibatnya, jalan bebas hambatan ini terlihat sepi.

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengungkapkan hal tersebut usai mengikuti kegiatan Susur Tol Trans-Jawa yang dilakukan PT Jasa Marga (Persero) Tbk dari Jakarta sampai Surabaya, Rabu (6/2/2019).

"Secara keseluruhan tarif Tol Trans-Jawa masih dirasa mahal, baik untuk kendaraan pribadi dan atau angkutan truk. Akibat dari hal ini, volume trafik di jalan tol Trans Jawa, masih tampak sepi, lengang," kata Tulus dalam keterangan tertulis, Kamis (7/2/2019).

Baca juga: Jasa Marga: Tarif Tol Mahal Seimbang dengan Produktivitas

Saking sepinya, ia menambahkan, ruas tol ini terkesan tak seperti jalan bebas hambatan pada umumnya. Terutama, selepas ruas Pejagan.

"Oleh karena itu, usulan agar tarif tol Trans-Jawa dievaluasi atau diturunkan, menjadi hal yang rasional. Masih sepinya jalan tol Trans-Jawa, jelas dipicu oleh tarif tol yang mahal itu," tambah Tulus.

Bila kondisi sepi ini terus terjadi, ia khawatir, Tol Trans-Jawa justru gagal menjalankan fungsinya sebagai instrumen untuk menurunkan biaya logistik.

"Menurut keterangan Ketua Aptrindo, Gemilang Tarigan, yang tergabung dalam tim Susur ini, sopir tidak dibekali biaya untuk masuk tol. Kecuali untuk Tol Cikampek," kata dia.

"Truk akan masuk Tol Trans-Jawa, jika biaya tol ditanggung oleh penerima barang. Terlalu mahal bagi pengusaha truk untuk menanggung tarif Tol Trans-Jawa yang mencapai Rp 1,5 juta," imbuh Tulus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com