Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan dan Jembatan Rusak Akibat Banjir Sulsel Segera Diperbaiki

Kompas.com - 27/01/2019, 23:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan segera memperbaiki jalan dan jembatan rusak akibat banjir besar yang melanda sejumlah wilsayah di Sulawesi Selatan (Sulsel).

Sejumlah ruas jalan mengalami kerusakan. Di antaranya ruas Jalan Kemakmuran (Pangkep) sepanjang 500 meter (KM 54+200 - 54+750), Ruas Jalan Sudirman (Maros) sepanjang 400 meter (KM 28+800-29+200), dan Ruas Jalan Batas Kota Maros-Batas Kota Makassar sepanjang 300 meter (KM 24+300-25+600).

Kemudian Ruas Jalan Perintis Kemerdekaan (Makassar) sepanjang 1.160 Km (KM 10+700-11+860), Ruas Jalan AP Pettarani (Makassar) sepanjang sepanjang 4.300 meter (KM 06+130-10+430), dan Ruas Jalan Batas Kabupaten Wajo/Batas Kabupaten Bone-Ulugalung dan Ruas Jalan Batas Kabupaten Takalar/Batas Kabupaten Jeneponto -Batas Kota Jeneponto di 5 titik dengan panjang 3.850 meter.

Baca juga: Bencana Banjir di Sulsel Disebut Akibat Penyalahgunaan Tata Ruang

Ada pun dua ruas jalan mengalami longsor yakni jalan Batas Kota Maros-Ujung Lamuru di 2 titik dan ruas Jalan Sungguminasa-Malino (Jalan Provinsi) di 15 titik.

Banjir juga menghancurkan Jembatan Bili-Bili 2 di hilir Bendungan. Jembatan ini berada di jalan provinsi yang menghubungkan Gowa ke Malino.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XIII Makassar telah mengirim rangka jembatan bailey sebagai pengganti sementara.

Jembatan bailey Bili-Bili 2 akan dibangun dengan panjang 75 meter yang terdiri dari 2 bentang baru sepanjang 50 meter serta 25 meter jembatan eksisting.

Rangka jembatan bailey sudah tiba di lokasi dengan masa perakitan jembatan hingga fungsional selama 2 minggu.

"Sesuai instruksi Wakil Presiden Jusuf Kalla, BBPJN XIII akan membantu Pemerintah Daerah (Pemda) setempat memperbaiki 9 jembatan yang putus maupun rusak akibat banjir," kata Basuki melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (27/1/2019).

Sebagai informasi, Bendungan Bili-Bili adalah bendungan terbesar di Sulawesi Selatan yang terletak di Kabupaten Gowa.

Bendungan Bili-Bili dibangun mulai tahun 1991, digenangi akhir 1997 dan mulai dioperasikan penuh tahun 1999.

Bili-Bili yang menampung aliran dari 3 (tiga) sungai, yakni Jeneberang, Bontojai dan Malino, memiliki tampungan efektif 300 juta meter kubik dan dibangun dengan biaya lebih dari Rp 700 miliar.

Bendungan Bili-Bili dibangun untuk pengendalian banjir Sungai Jeneberang dari 2.200 meter kubik/detik menjadi 1.200 meter kubik/detik dengan periode ulang 50 tahunan.

Selain itu menjadi sumber air baku sebesar 3.300 liter/detik untuk metropolitan Mamminasata, pelayanan 3 daerah irigasi dengan total luas 23.690 ha yang tersebar di 3 (tiga) daerah irigasi, di Bili-Bili (2.360 hektar), Kampili (10.545 hektar) dan Bissua (10.785 hektar), serta pembangkit listrik tenaga air dengan daya 20.1 MW dan pariwisata air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com